TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Someng mengatakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi saat ini sudah melampaui kuota sebesar 4 persen. (Baca: Kuota BBM Bersubsidi Dipastikan Jebol)
Dengan demikian, terjadi kelebihan konsumsi 1,8 juta kiloliter dari jatah yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2014 sebanyak 46 juta kiloliter. "Data ini masih kami verifikasi dan perbarui," kata Andy saat ditemui seusai rapat di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kamis, 13 November 2014.
Andy juga belum bisa memastikan kelebihan kuota yang akan terjadi hingga akhir tahun. Namun dia menekankan bahwa BPH Migas akan tetap menjaga konsumsi masyarakat agar sesuai dengan kuota. "Nanti, kalau ada kenaikan harga BBM, kelebihan kuota bisa turun," ujarnya. (Baca: Kuota BBM Bersubsidi Habis Sebelum Akhir Tahun)
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Naryanto Wagimin mengatakan Pertamina masih memiliki stok untuk memenuhi kebutuhan BBM bersubsidi. Dia membantah terjadi kekurangan stok di beberapa tempat. "Kami sudah lihat di control room Pertamina, semua cukup," katanya. Naryanto mengatakan hingga saat ini pun tidak ada penahanan stok BBM di daerah tertentu.
Jika ada daerah tertentu yang membatasi pembelian BBM bersubsidi, Naryanto mengatakan, hal itu bukan instruksi dari Kementerian Energi. Sebab, kewenangan mengendalikan pasokan BBM di suatu daerah berada di tangan kepala daerah setempat. (Baca: Pertamina Larang Keras Penjualan BBM di Jeriken)
PRIO HARI KRISTANTO
Berita Terpopuler
Jusuf Kalla: Ah, FPI Selalu Begitu, Simbol Saja
Jusuf Kalla: Kenaikan Harga BBM Akan Ditunda
Pembubaran FPI, Polri Siap Bersaksi di Pengadilan