TEMPO.CO, Tangerang - Pesawat Boeing 7373 bekas Sriwjaya Airlines terbakar di area Garuda Maintenance Facilities (GMF), Tangerang, Banten, pada Ahad, 12 Oktober 2014. Satu orang tewas dan satu lainnya mengalami luka-luka dalam musibah ini. (Baca: Kebakaran Pesawat Sriwijaya Air, Satu Orang Tewas)
Vice President Corporate Secretary GMF Pramono Aji mengatakan pesawat yang terbakar sudah dijual oleh Sriwijaya Airlines kepada CV Wiras Jaya. Pernyataan senada juga disampaikan Senior Manager Corporate Communications Sriwijaya Air, Agus Soedjono.
Agus menjelaskan, pesawat yang terbakar di GMF, Tangerang, Banten, bukan milik Sriwijaya Air. "Itu bukan milik kami, dulu (milik) Sriwijaya tapi sudah dibeli," katanya. (Baca: Sriwijaya Air Jelaskan Status Pesawat Terbakar)
Kebakaran, menurut Pramono, terjadi di area mutilasi atau area scrap pesawat, yang jauh dari hanggar milik GMF. "Pesawat yang berada di hanggar tidak terkena masalah," kata dia kepada Tempo.
Menurut Pramono, kebakaran tersebut kemungkinan terjadi karena kesalahan komunikasi antara manajemen CV Wirasjaya dengan kedua pegawainya yang menjadi korban. Berdasarkan informasi yang dia terima, dua pegawai CV Wiras Jaya hanya diperintahkan mencopot komponen interior pesawat saja. Keduanya tidak diperintahkan untuk memotong badan pesawat. (Baca: Potong Pesawat Sriwijaya, Dua Pegawai Terbakar)
Namun, dua pegawai CV Wiras Jaya malah memotong badan pesawat yang berujung pada kebakaran. Pramono mengatakan kedua korban diketahui melompat dari sisi sayap ketika kebakaran terjadi. Api dapat dipadamkan dalam waktu 15 menit. Pramono mengatakan GMF tidak mengalami kerugian material atas insiden tersebut. "Kami hanya rugi imej karena informasi yang beredar atas nama GMF."
MAYA NAWANGWULAN
Berita Terpopuler
Golkar Gabung Pemerintah,Fadel Kasihan Pada Jokowi
PAN dan PPP Siap Beri Kursi ke Koalisi Jokowi
Amir Syamsuddin: Nurhayati Sudah Diberi Sanks