TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung menyatakan dampak kenaikan elpiji 12 kilogram terhadap target inflasi nasional sebesar 5,3 tahun ini sangat kecil. "Hitungan saya, sesuai BI (Bank Indonesia), sekitar 0,06 persen setiap Rp 1.000 per kilogram. Jadi nothing itu," ujarnya di gedung DPR, Selasa, 9 September 2014. (Baca: Pemerintah Setujui Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg)
Pemerintah telah memberikan mandat penuh kepada PT Pertamina (Persero) untuk menaikkan harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram. Dengan begitu, dampak yang ditimbulkan, termasuk inflasi, sudah dihitung matang. "Dampaknya (inflasi) kecil sekali kalau itu," ujarnya. (Baca: Ogah Bocorkan Harga Baru Elpiji, Ini Alasan CT)
Hingga 2016, harga elpiji rencananya naik secara bertahap hingga mencapai harga keekonomian. Saat ini harga keekonomian yang ditetapkan sebesar Rp 12.100 per kg, sementara harga jual hanya Rp 6.100 per kg. "Pertamina kan butuh persiapan untuk melakukan sesuatu. Bukan seperti membalikkan telapak tangan," ujarnya. (Baca juga: Harga Elpiji Naik, CT Minta Polisi Awasi Pedagang)
Ia menyatakan kenaikan harga elpiji diharapkan tidak menambah penderitaan rakyat, tapi pemerintah pun tidak mengharapkan kerugian dari Pertamina. Karena itu, diperlukan koordinasi dan pengawasan sehingga kenaikan berjalan lancar. "Ini bukan seperti Pertamina menaikkan BBM di pom bensin, tapi ini di agen. Sabar, tunggu saja," katanya.
JAYADI SUPRIADIN
TERPOPULER
Demi Prabowo, PKS Setuju Pilkada Lewat DPRD
Struktur Kabinet Jokowi 80 Persen Beres
Hasyim Muzadi Minta Jokowi Blakblakan pada Rakyat
Nasib RUU Pilkada Ditentukan Hari Ini