TEMPO.CO, Jakarta - Anggaran pendidikan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 yang bernilai Rp 404 triliun ternyata membawa keuntungan bagi industri percetakan. Pasalnya, dari jumlah anggaran itu, ada alokasi untuk membuat buku pelajaran. (Baca: Kurikulum 2013, Tangerang Habiskan Rp 500 Miliar)
Menurut Presiden Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia Jimmy Juneanto, pada 2015, industri percetakan bisa meraup pesanan senilai Rp 24,24 triliun hanya dari proyek APBN. "Dalam anggaran yang tercantum dalam RAPBN, alokasi untuk percetakan buku sebesar 6 persen," katanya di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Agustus 2014.
Karena besarnya nilai itu, Jimmy pun optimistis industri kertas memiliki banyak kesempatan untuk mengalami pertumbuhan. Walau pertumbuhan industri percetakan lebih rendah dibandingkan dengan industri kemasan. (Baca: Tahun Ini Semua Sekolah Terapkan Kurikulum 2013 )
Jimmy mengatakan industri percetakan dan industri kemasan memiliki hubungan yang erat. "Setiap melakukan kemasan, pasti akan melakukan percetakan," katanya.
Perlu diketahui, anggaran pendidikan dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami peningkatan. Pada 2012, APBN untuk pendidikan senilai Rp 345,3 triliun. Dari jumlah itu, pencetakan buku mendapat Rp 20,718 triliun. Sedangkan pada 2013, APBN untuk pendidikan senilai Rp 372,2 triliun, sudah termasuk pencetakan buku Rp 22,272 triliun. (Baca: Ahok Akan Tambah Besaran KJP 2015)
HUSSEIN ABRI YUSUF
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat
Tiga Kader Golkar Gugat Ical Rp 1 Triliun
Candi Borobudur Disebut Jadi Target Teror ISIS