TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mendukung upaya pemerintah mengubah pola pikir pemanfaatan energi dengan memanfaatkan minyak kelapa sawit. Sebab, minyak ini merupakan energi alternatif yang paling efisien dibanding sumber energi lainnya.
"Dilihat dari sisi produktivitasnya, minyak sawit paling efisien karena bisa menghasilkan 5 ton per hektare," kata Lutfi dalam sambutannya di acara EBTKE Connex di Jakarta Convention Center, Kamis, 5 Juni 2014.
Menurut Lutfi, kebutuhan akan minyak dan gas sebagai sumber energi utama saat ini sudah semakin tinggi. Terutama di negara demokrasi yang kelas menengah dan industrinya terus bertumbuh. Padahal lama-kelamaan energi fosil tersebut akan habis.
Ia menyebutkan, pada 2050, populasi dunia akan mencapai 9,5 miliar jiwa. Pada saat itu, konsumsi minyak akan meningkat sebanyak 5 juta ton per tahun, 31 persen di antaranya merupakan konsumsi minyak sawit. Maka, menurut dia, program wajib pemerintah yakni penggunaan 10 persen campuran biodiesel pada bahan bakar perlu dilanjutkan.
Lagi pula, minyak sawit merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dan baik bagi kesehatan. Minyak sawit memiliki komposisi yang seimbang antara saturated dan unsaturated fatty acid, yakni 51 persen berbanding 49 persen, sehingga tidak meningkatkan kolesterol dalam darah.
Pemerintah menargetkan penyerapan 4 juta kiloliter biodiesel pada tahun ini. Target tersebut meningkat signifikan dibanding realisasi tahun 2013, yang terserap 1,07 juta kiloliter. Target penyerapan biodiesel ini didasarkan pada kebijakan wajib pencampuran biodiesel sebesar 10 persen. (baca:Harga Turun, Bea Keluar CPO dan Kakao Tetap )
Pada tahun ini, penyerapan biodiesel untuk sektor transportasi yang masih menggunakan solar bersubsidi diperkirakan mencapai 1,67 juta kiloliter. Sisanya dimaksimalkan dari penyerapan biodiesel oleh PLN minimal 20 persen.
AYU PRIMA SANDI
Berita terpopuler:
Tingkat Stres Karyawan Bank Tinggi
Penghentian Produksi Newmont Dilakukan Sepihak
Rupiah Merosot, Investor Lari ke Saham