TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah diminta mengkaji seluruh konsekuensi rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Sebab, pembangunan pelabuhan itu diperkirakan bakal mengganggu produksi di Blok Offshore North West Java (ONWJ) karena pelabuhan itu akan berada di tengah blok migas yang dikelola Pertamina Hulu Energi.
“Kita harus mengetahui beberapa kemungkinan konsekuensinya,” ujar Presiden Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE), Ignatius Tenny Wibowo, di sela-sela Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition ke 38 di Jakarta Convention Center, Kamis, 22 Mei 2014.
Ia menjelaskan sejumlah konsekuensi sudah dipertimbangkan perusahaan bila pembangunan pelabuhan tetap dijalankan. Misalnya, perusahaah harus memperkirakan beberapa platform yang dipindahkan bakal berimbas pada penurunan produksi.
Selain itu, ada juga kemungkinan perusahaan harus memperdalam pipa dan berkonsekuensi pada tambahan biaya jutaan dolar AS yang harus dikeluarkan. “Dari mana pendanaannya,” kata Tenny. (Baca: 2025, Pertamina Produksi 2,2 Juta Barel Migas)
Penanaman pipa lebih dalam ini harus dilakukan, menurut dia, untuk alasan keamanan karena pelabuhan dibangun dekat wilayah operasi migas tersebut. “Misalnya menghindari risiko pipa terkena jangkar ketika kapal berlabuh.” (Baca: Terminal BBM yang Terbakar di Padang Mulai Pulih)
Tenny mengatakan anjungan produksi migas yang perlu dipindahkan di antaranya yang berada di kawasan Muara Karang, Jakarta Utara. Pemindahan fasilitas produksi dan penanaman pipa ini pun bisa mempengaruhi pasokan gas kepada konsumen, termasuk pembangkit listrik milik PLN di Muara Tawar dan Tanjung Priok. “Mungkin tidak padam, karena alternatifnya bisa pakai diesel atau yang lain,” tuturnya.
Untuk itu, pada Senin pekan depan pihaknya akan bertemu dengan pemerintah untuk membahas hasil studi konsultan independen mengenai dampak pembangunan Pelabuhan Cilamaya terutama terhadap lingkungan dan produksi migas tersebut. “Kalau masih dimungkinkan silakan bangun pelabuhan di lokasi yang tidak mengganggu kelancaran kami beroperasi.”
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat mengatakan pembangunan Pelabuhan Cilamaya menjadi solusi kemacetan dan mahalnya biaya angkut dari dan ke Tanjung Priok. Selain itu, pembangunan pelabuhan baru ini diharapkan menarik investor untuk membangun pabrik di Karawang.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Berita terpopuler:
DKI Andalkan Pendapatan dari Pusat Belanja
Nasib Newmont dan Freeport Diputuskan Presiden
Tertinggi, Konsumsi Media Online di Jawa