TEMPO.CO, Jakarta - Head of Equity PT BNP Paribas Investment Partners Ali Yahdin Saugi memperkirakan melemahnya permintaan produk dari Cina akan berdampak pada neraca perdagangan Indonesia. Sebab, Cina merupakan salah satu tujuan utama ekspor Indonesia.
Oleh karena itu, Indonesia harus mencari negara alternatif tujuan ekspor. "Indonesia memiliki pasar ekspor lain, seperti Eropa, India, dan Amerika Serikat," kata Ali di Jakarta, Senin, 14 April 2014.
Ali menyebutkan beberapa komoditas ekspor yang akan terkena dampak turunnya impor dari Negeri Panda ini adalah batu bara dan minyak sawit mentah. Pasalnya, Cina merupakan konsumen terbesar kedua produk tersebut.
Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan bahwa melemahnya perekonomian Cina akan menyebabkan ekspor Indonesia tertekan. "Ekspor bahan mentah anjlok karena permintaan Cina menurun," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung, awal bulan ini.
Ia mengungkapkan, dengan melemahnya perekonomian Cina, tekanan ekspor dan tingginya impor Indonesia menyebabkan defisit transaksi berjalan. Jika kondisi tersebut terus berlanjut, maka perekonomian Indonesia hanya bakal tumbuh di kisaran 5-6 persen tahun ini. Per Februari 2014, ekspor Indonesia ke Cina tercatat US$ 1,58 miliar atau turun sebesar US$ 1,82 miliar jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
FAIZ NASHRILLAH
Berita terpopuler:
Bayi Meninggal di Pesawat Lion Air
Dyandra Investasi Hotel Bintang Lima Rp 98 Miliar
Garuda Terbang Perdana Rute Surabaya-Jeddah