TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan minyak sawit adalah komoditas utama dan penting bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah, kata dia, serius dan berkomitmen menerapkan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). (baca:Awal 2014, Ekspor CPO Turun 22 Persen)
"Indonesia sudah memiliki Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), yaitu suatu peraturan pemerintah yang wajib diberlakukan kepada industri dan petani sawit agar memproduksi minyak sawit Indonesia yang berkelanjutan melalui penerapan sertifikasi," kata Bayu, Jumat, 21 Maret 2014.
Menurut dia, implementasi ISPO menunjukkan dukungan pemerintah akan pentingnya produksi minyak sawit yang berkelanjutan. Sebelum menerapkan SPO, Indonesia sudah menjalankan sistem sertifikasi lainnya, seperti Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang diterapkan sejak 2004. Rencananya, pemerintah RI akan bekerja sama dengan RSPO untuk menyusun kesesuaian standar yang dapat dijadikan acuan standar global mengenai minyak sawit berkelanjutan.
Saat ini konsumen utama minyak sawit adalah Uni Eropa (UE), yang menginginkan pengelolaan perkebunan berkelanjutan. Selama ini perkebunan kelapa sawit dituding sebagai penyebab utama deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan peningkatan emisi gas rumah kaca. Hal ini diperburuk oleh minimnya informasi yang tepat dan pengetahuan masyarakat akan manfaat minyak sawit bagi kesehatan.
"Kami harus dapat memberikan informasi yang akurat untuk menanggapi tudingan tersebut, sehingga kami menggulirkan gagasan perlunya Indonesia-UE melakukan joint research di Indonesia," kata Bayu.
Baca Juga:
PINGIT ARIA
Terpopuler
Radar Jindalee Temukan Dua Puing Diduga MH370
Ahli Curiga Malaysia Sudah Tahu Lokasi MH370
Terkait Asap, Gubernur Riau Bentak Kapolres