TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung memperkirakan bahwa sepanjang paruh pertama tahun ini, perekonomian Indonesia belum akan berubah. "Ada faktor ketidakpastian lain yang disebabkan masalah politik," ujarnya dalam Seminar dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Kamis, 16 Januari 2014.
Selama proses pemilihan legislatif maupun presiden berlangsung, pasar akan mengambil cost premium. Namun, Chairul memprediksi perbaikan ekonomi akan berlangsung cepat apabila pemilihan presiden hanya digelar dalam satu putaran. "Kalau pemilihannya lama ya yang ada masalah akan lebih panjang," ucapnya.
Chairul mengungkapkan, pada 2014 harga komoditas seperti crude palm oil (CPO), batubara, timah, nikel, emas dan tembaga belum membaik. Sehingga, ia melanjutkan, Indonesia masih dalam posisi ekonomi yang sama sampai ada presiden baru definitif.
Chairul mengungkapkan, setelah itu diperkirakan akan muncul euforia. Ia menyebut dalam situasi euforia itu, rupiah akan menguat dan suku bunga pun membaik. Namun jika presiden baru kelak tidak mampu membuat langkah sesuai keinginan pasar, maka pasar akan "menghukum" kembali. "Melalui koreksi harga," kata Chairul.
MARIA YUNIAR