TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari Trust Security, Reza Priyambada, mengatakan setelah dirilisnya laporan mengenai kenaikan pertumbuhan produk domestik bruto Amerika Serikat, nilai tukar rupiah akan semakin terpuruk.
Menurut dia, meski di akhir pekan kemarin Bank Indonesia telah mengumumkan bahwa pertumbuhan utang luar negeri terus melambat dan mencapai US$ 262,4 miliar per Oktober 2013, hal itu tidak bakal mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
"No hope for rupiah for a while. Mungkin itu adalah kata-kata sementara ini yang dapat kami gambarkan hingga akhir tahun," ujar Reza dalam keterangan tertulis, Selasa, 24 Desember 2013.
Reza mengatakan laju dolar AS sempat melemah terhadap rupiah seiring dengan aksi ambil untung menjelang akhir tahun. Namun, belakangan faktor itu juga tidak terlalu memberikan sentimen positif bagi rupiah.
Dalam perdagangan terakhir, rupiah diperdagangkan pada angka 12.246 per dolar AS atau melemah 1 poin dari perdagangan sebelumnya di angka 12.245. Nilai tukar rupiah dalam perdagangan hari ini diperkirakan berada di atas target support 12.260 dan di antara kurs tengah BI 12.260-12.238 per dolar AS.
GALVAN YUDISTIRA
Terpopuler