TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen negatif yang datang bertubi-tubi di pasar saham membuat pelaku pasar memilih untuk melakukan aksi jual. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini kembali melemah 24,58 poin (0,56 persen) ke level 4.326,20. Indeks melemah sejak awal perdagangan mengikuti pelemahan yang terjadi di bursa Amerika dan bursa Asia.
Analis PT Mega Capital Indonesia, Helen Vincentia, mengatakan kondisi market yang terus dilanda sentimen negatif membuat indeks saham tak berkutik dilanda tekanan jual. "Pelaku pasar tampaknya masih ragu-ragu dan memilih untuk wait and see sejenak menunggu perkembangan terbaru."
Bursa regional Asia mengalami koreksi cukup tajam setelah indeks HSBC manufaktur Cina bulan November turun ke level 50,4 dari bulan sebelumnya di level 50,9. "Meski masih di atas 50 yang menandai periode kontraksi, turunnya indeks manufaktur membuat pelaku pasar kembali cemas dengan potensi perlambatan ekonomi Cina," Helen mengungkapkan.
Sinyal negatif kembali muncul di pasar saham global setelah pertemuan terakhir bank sentral Amerika Serikat (The Fed) kembali membicarakan rencana pengurangan stimulus moneter. Hasil pertemuan Rabu malam waktu Amerika itu memutuskan The Fed akan membahas lebih lanjut masalah pengurangan stimulus pada pertemuan berikutnya.
Menurut Helen, adanya potensi penguatan pada saham-saham komoditas CPO pada akhir tahun ini belum mampu menahan koreksi yang terjadi pada IHSG.
Saham-saham berkapitalisasi besar, seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Unilever (UNVR), serta saham-saham yang terimbas pelemahan permintaan Cina, seperti emiten batu bara, menjadi pemberat indeks. Asing mencatat penjualan bersih Rp 526 miliar.
Dari regional, bursa regional cenderung melemah hingga pukul 16.30 WIB, kecuali Nikkei 225 yang naik terimbas pelemahan yen. Indeks Hang Seng melemah 0,51 persen ke 23.580,29, Strait Times melemah 0,37 persen ke 3.172,42, dan bursa Shanghai melemah 0,04 persen ke 2.205,77.
PDAT | M. AZHAR