TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Ahmadi Noor Supit, mengatakan tiga fraksi tak menyetujui insentif pajak yang ditujukan untuk implementasi low cost green car (LCGC). Hal itu disampaikannya saat melaporkan hasil pembahasan RAPBN 2014 dalam rapat paripurna DPR, Jumat, 25 Oktober 2013. Ketiga fraksi itu adalah Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Partai Gerindra.
Dalam laporan hasil pembahasan RAPBN 2014 yang dibacakan Ahmadi itu, Fraksi PDI Perjuangan menyatakan insentif tersebut tak sesuai dengan kesepakatan dalam rapat konsultasi pemerintah dengan komisi Keuangan, 21 Januari 2013. Kesepakatan tersebut berkaitan dengan kebijakan soal pajak penjualan atas barang mewah yang mensyaratkan mesin mobil menggunakan BBM nonsubsidi dan ramah lingkungan.
"Mobil murah tidak ramah lingkungan tidak sinergi dengan upaya pengendalian BBM bersubsidi, sehingga kembali subsidi BBM digunakan secara tidak tepat sasaran," kata Ahmadi. Selain itu, fraksi berlambang banteng itu mempertanyakan pangsa pasar mobil yang disebut murah tersebut dan siapa yang diuntungkan dalam kebijakan itu.
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menilai insentif pajak untuk LCGC bertentangan dengan dua kebijakan pemerintah. "Perpajakan untuk mobil LCGC bertentangan dengan usaha pemerintah meningkatkan penerimaan pajak dan kebijakan pengendalian BBM bersubsidi," kata Ahmadi.
Fraksi Partai Gerindra juga tak menyetujui insentif tersebut, dengan alasan mobil murah itu tak bersinergi dengan upaya pengendalian subsidi BBM bersubsidi.
Pemerintah sendiri sebelumnya sudah menyepakati untuk memberi insentif bagi produsen kendaraan yang memproduksi LCGC. Insentif itu berupa penurunan pajak ppenjualan barang mewah (PpnBM) hingga nol persen. Kebijakan ini pun sudah diajukan ke presiden, tinggal menunggu pengesahannya. Rencananya, draf peraturan presiden mengenai hal ini akan rampung pada Januari mendatang.
MARTHA THERTINA
Berita Pilihan :
Ini Orang PKS yang Minta Mobil Luthfi Dipindahkan
Tren Korupsi Banten, Temuan BPK: Main Proyek Nyawa
Setelah Bunda Putri, Kader PKS Sebut Bunda Daging
Petinggi PKS: Kalau ini Bunda Daging, he-he-he...
Setelah Kantor Airin Dibidik, Giliran Kantor Ipar
Siapa Lebih Dulu Kenal Bunda Putri?