TEMPO.CO, New York - Indeks harga saham dunia mencatatkan pergerakan positif menyusul kesepakatan anggaran Amerika Serikat. Analis memprediksi bahwa perlambatan ekonomi yang dipicu oleh shutdown di Amerika selama 16 hari bisa membuat bank sentral Amerika mengurungkan niat mereka untuk menarik program stimulus moneter dalam beberapa bulan ke depan.
Indeks acuan Standard & Poor's 500 mencatatkan rekor tertinggi saat sesi penutupan, walaupun saham International Business Machines dan Goldman Sachs memicu penurunan indeks Dow Jones. "Kesepakatan anggaran yang tidak kunjung tercapai dalam waktu yang lama telah membuat Fed enggan menarik program stimulus ekonomi mereka. Ini yang menyebabkan terjadinya pembelian saham dalam beberapa pekan terakhir, dan kita masih akan melihat banyak terjadi pembelian saham dalam beberapa waktu mendatang," kata Direktur Pelaksana Wedbush Equity Management di Francisco, Stephen Massocca, seperti dikutip laman Reuters, Jumat, 18 Oktober 2013.
Indeks Standard & Poor's 500 naik 11,61 poin atau 0,67 persen menjadi 1.733,15, sementara indeks gabungan Nasdaq naik 23,72 poin atau 0,62 persen menjadi 3.863,15. Bursa Eropa FTEU3 naik 0,2 persen pada sesi penutupan. Indeks Dow Jones Industrian Average melemah 2,18 poin atau 0,01 persen menjadi 15.371,65.
Optimisme bahwa bank sentral Amerika Serikat akan tetap memberikan program stimulus telah memicu investor untuk menjual dolar. Nilai tukar dolar terhadap euro mencapai titik terendah dalam periode delapan bulan terakhir. Nilai tukar euro mencapai 1,3681 per dolar, tertinggi sejak awal Februari. Indeks nilai tukar dolar melemah 1 persen menjadi 79,663.
ANANDA TERESIA | REUTERS
Baca Juga: