TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso tak menjamin kedelai impor akan sampai di Indonesia bulan depan. "Yang jelas akan datang sebelum akhir tahun 2013," kata Sutarto usai menghadiri rapat koordinasi bidang pangan di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu 4 September 2013. Menurut dia, pihaknya membutuhkan waktu untuk menyambung kembali perjanjian kerja sama dengan produsen dari Pennsylvania, Amerika Serikat. "Waktu itu kita sudah lobi, tapi karena izinnya lama turun jadi batal, ini kita harus jalin lagi sekarang," ujarnya. Waktu perjalanan kedelai dari Amerika Serikat ke Indonesia sendiri bisa memakan waktu antara 45-48 hari dengan kapal laut.
Sutarto juga menyatakan bahwa ia tengah menjajagi kemungkinan untuk membeli dari negara lain seperti Brazil dan India. Hanya saja, untuk mendatangkan kedelai dari Brazil kemungkinan waktunya akan lebih lama dibanding dari Negeri Paman Sam. Sementara jenis kedelai dari India dinilainya berbeda dengan yang biasa digunakan perajin untuk membuat tahu dan tempe. "Ini semua harus kita perhitungkan," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan bahwa pada dasarnya impor kedelai telah dibebaskan. Hanya saja, untuk melakukannya, importir harus mendaftarkan identitas perusahaannya ke Kementerian Perdagangan. Tak hanya itu, perusahaan juga wajib menyebutkan jumlah kedelai yang diimpornya untuk keperluan kontrol dan evaluasi.
Dengan mengetahui jumlah kedelai yang akan dan sudah diimpor oleh tiap-tiap perusahaan, kata dia, Kementerian Perdagangan akan dengan mudah menghitung stok kedelai impor di dalam negeri. Kementerian juga akan mengetahui jika ada oknum nakal yang menahan stoknya. "Kalau ketahuan itu importir misalnya, kan bisa kita tindak, izinnya dibekukan," tuturnya. Hingga kemarin, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan izin impor sebanyak 624 ribu ton kedelai. "Dengan kebijakan ini, jumlahnya masih sangat mungkin bertambah," kata Bayu.
PINGIT ARIA