TEMPO.CO, Surakarta - Ekspor tekstil Indonesia di 2013 diperkirakan lebih baik dari 2012. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menilai industri tekstil akan booming di tahun ini. Sikap optimistis Ade bahwa kinerja ekspor tekstil Indonesia membaik karena di tiga bulan pertama 2013 sudah menunjukkan tren naik.
"Pembeli berkomitmen memberikan order lebih banyak ke Indonesia," katanya ketika ditemui di sela musyawarah API Jawa Tengah di Surakarta, Selasa, 21 Mei 2013.
Komitmen pembeli dipicu kejadian kecelakaan kerja di industri tekstil di Bangladesh yang menyebabkan korban jiwa dari kalangan pekerja. "Mungkin kepercayaan pembeli ke Bangladesh berkurang. Sehingga pembeli lebih percaya ke Indonesia," ujarnya.
Dia memperkirakan nilai ekspor tekstil Indonesia di 2013 minimal US$ 13,5 miliar atau sama dengan nilai ekspor di 2011. Pada 2012, nilai ekspor tekstil turun menjadi US$ 12,5 miliar.
Amerika Serikat dan Eropa masih menjadi pasar ekspor utama produk tekstil Indonesia. Dia mengatakan dengan nilai ekspor US$ 13,5 miliar, maka pangsa pasar Indonesia di industri tekstil dunia hanya 1,8 persen.
Dia berpendapat semestinya Indonesia menguasai minimal 5 persen pasar tekstil dunia. Hal itu bisa dicapai jika ada perjanjian Free Trade Area dengan Amerika dan Eropa. "Kalau ada Free Trade Area, ekspor ke Amerika bisa naik 2-3 kali lipat. Pangsa pasar kita bisa melebihi Vietnam atau bahkan sama dengan Cina," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO