TEMPO.CO, Surabaya - Produsen pupuk pelat merah, PT Petrokimia Gresik (Persero), berencana menghidupkan kembali pendistribusian pupuk lewat jalur kereta api. Manajer Humas PT Petrokimia Gresik, Dupi Madya Ardiono, mengatakan, perseroan akan menghidupkan lagi jalur-jalur KA yang sempat digunakan petrokimia mendistribusikan pupuk pada era 1980 hingga 1990-an.
Pihaknya telah melakukan uji coba dengan menggunakan 10 gerbong KA dari stasiun pabrik Petrokimia menuju gudang penyimpanan di Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Kamis, 25 April 2013. Perseroan yakin, cara ini lebih efisien dan mampu menekan ongkos pendistribusian ketimbang menggunakan armada truk.
Tapi, Dupi belum mengetahui pasti besaran ongkos yang bisa dihemat jika menggunakan jasa KA. "Rencana diresmikan Mei 2013 dengan menggandeng KAI. Kita masih menghitung potensi penghematannya," katanya kepada Tempo, Jumat, 26 April 2013.
Saat uji coba pendistribusian menggunakan 10 gerbong KA, katanya, setiap gerbong mengangkut 42 ton pupuk atau total mencapai 420 ton pupuk. Terdiri dari pupuk Phonska seberat 210 ton dan pupuk ZA sebesar 210 ton.
Dupi menambahkan, lama perjalanan yang ditempuh menggunakan KA dari Gresik ke Banyuwangi hanya tujuh jam. Lebih cepat daripada menggunakan armada truk yang memakan waktu hingga dua hari. Bahkan, sejak kelangkaan solar, kata Dupi, pendistribusian pupuk menggunakan truk ke Banyuwangi bisa mencapai empat hari.
Selain Jawa Timur, nantinya titik distribusi lewat jalur KA hingga Jawa Tengah. Kalau pakai truk dalam keadaan solar normal, lama perjalanan dua hari. “Setiap truk hanya mampu mengangkut 15 ton pupuk, jadi pakai KA memang lebih efisien," ucapnya.
Tahun 1980-an, Petrokimia Gresik pernah menggunakan jalur KA untuk mendistribusikan produksi pupuknya ke beberapa kota di Pulau Jawa. Menginjak periode 1990-an, Petrokimia Gresik terpaksa menutup pendistribusian lewat KA karena saat itu gudang-gudang pupuk di Jawa Timur dikuasai PT Pupuk Sriwijaya.
Kini, Petrokima Gresik dan Pupuk Sriwijaya berada dalam satu holding, yakni PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero). Dengan status ini, pihaknya segera mengambil alih gudang-gudang pupuk yang sebelumnya digunakan oleh Pupuk Sriwijaya di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Namun, Dupi menegaskan, tidak serta-merta semua pendistribusian pupuk menggunakan jasa KA. Ia tetap menghitung biaya keekonomian berdasarkan ongkos bongkar-muat dan jarak gudang penyimpanan dengan stasiun titik distribusi. "Contohnya gudang di Nganjuk. Kalau pakai kereta api, dipastikan ongkosnya lebih mahal karena jarak gudang dengan stasiun terlalu jauh. Hal yang begini tetap pakai jasa truk dari pabrik pupuk," ucapnya.
DIANANTA P. SUMEDI
Topik Terhangat:
#Ujian Nasional | #Bom Boston | #Lion Air Jatuh | #Preman Yogya
Baca juga:
Ustad Jefry Al Buchori Tutup Usia di Pondok Indah
Ustad Jefry Alami Kecelakaan Tunggal
Eyang Subur Dilaporkan atas Penodaan Agama
Eyang Subur, Konspirasi dan Pasal Santet
Gagal Temui Adi, Pengacara: Eyang Subur Niat Baik
Adi Bing Slamet Tantang Eyang Subur Ketemu di DPR