TEMPO.CO, Jakarta - PT Pupuk Sriwijaya akan membangun pabrik baru, Pusri II B, di Palembang dengan nilai investasi Rp 7 triliun. Pembangunan pabrik baru ini dilakukan karena salah satu dari empat pabrik Pusri sudah sangat tua dan sudah tidak efisien. "Tanggal 8 April, kami akan melakukan groundbreaking karena pabrik Pusri II akan direvitalisasi jadi dibangun pabrik baru," kata Sekretaris Perusahaan Pusri, Zain Ismed, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa, 2 April 2013.
Pabrik baru ini, kata Zain, nantinya memiliki kapasitas produksi urea sebesar 2.000 ton per hari, sedangkan kapasitas produksi amoniak 2.750 ton per hari. "Jadi untuk setahun mendekati 900 ribu, hampir 1 juta ton," katanya. Pabrik ini juga akan meningkatkan total kapasitas produksi Pusri, dari sekitar 2,2 juta ton menjadi 2,6-2,8 juta ton per tahun.
Investasi senilai Rp 7 triliun tersebut juga termasuk fasilitas gudang. Pabrik baru akan berlokasi di tempat pabrik existing Pusri yang akan direvitalisasi.
Pabrik baru akan mulai beroperasi pada Desember 2015. Tahun ini, Zain mengatakan, produksi Pusri diperkirakan 2,04 juta ton, turun dari produksi tahun lalu 2,05 juta ton. Penurunan dipicu kondisi pabrik yang sudah tua. "Pabrik ada empat, semua sudah tua. Secara teknis, kami perbarui terus. Tapi, dari segi efisiensi, konsumsinya tinggi," katanya.
Zain menjelaskan, di pabrik lama, tiap 1 ton urea dibutuhkan sekitar 38 mmbtu gas. Sedangkan di pabrik baru, konsumsi gas yang dibutuhkan sekitar 25 mmbtu. Artinya, pabrik baru bisa membuat perusahaan menghemat konsumsi gas sekitar 11-13 mmbtu. "Kalau produksi 2 juta ton, tinggal dikalikan harga gas dalam dolar. Bila dikalikan lima tahun, kami sudah bisa membuat pabrik baru," katanya.
Baca Juga:
Jangka panjang, Pusri akan membangun pabrik baru untuk menggantikan pabrik lain yang sudah tua. Rencana menggantikan pabrik Pusri III akan dilakukan setelah 2015. Diperkirakan investasi yang diperlukan sekitar Rp 7 triliun.
ANANDA TERESIA