TEMPO.CO, Jakarta - Menguatnya bursa Wall Street dan bursa regional karena optimisme terhadap perekonomian Amerika Serikat dimanfaatkan oleh para investor domestik kembali memburu saham–saham unggulan. Setelah mengalami koreksi tiga hari sebelumnya, para pemodal kembali melakukan akumulasi secara selektif terhadap saham mempunyai kinerja bagus mendorong indeks kembali berada di atas 4.800.
Di perdagangan akhir pekan ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia ditutup naik 32,957 poin (0,69 persen) ke level 4.819,324. Kenaikan indeks kali ini dipimpin saham sektor industri dasar yang berhasil menguat lebih dari 2 persen.
Saham–saham yang mendongkrak indeks kali ini antara lain: Charoen Pokphand (CPIN) melonjak 9,8 persen menjadi Rp 5.050, Mitra Adiperkasa (MAPI) menguat 6,7 persen ke Rp 8.700, Bumi Resources (BUMI) naik 6,7 persen ke Rp 800, AKR Corporindo (AKRA) menguat 4,6 persen ke Rp 3.275.
Lalu, PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik 2,4 persen ke Rp 10.850, Alam Sutera (ASRI) menguat 3 persen ke Rp 1.020, serta Bumi Serpong (BSDE) juga menguat 3,1 persen menjadi Rp 1.640 per saham.
Analis dari MNC Securities, Reza Nugraha, mengatakan positifnya bursa regional merespon turunnya angka pengangguran melebihi ekspektasi para analis memberikan sentimen positif bagi bursa Jakarta. Sedangkan dari faktor domestik sendiri tidak ada sesuatu yang mempengaruhi indeks.
Saham CPIN berhasil melonjak karena ekspektasi permintaan terhadap daging ayam meningkat seiring membaiknya daya beli masyarakat. Yang berarti kebutuhan akan pakan ternak juga meningkat membuat harga saham naik tajam. “Apalagi harga daging sapi sangat mahal,” tuturnya.
Ancaman tingginya inflasi karena kenaikan harga bawang dan rencana penurunan subsidi bahan bakar minyak bersubsidi bisa mempengaruhi pergerakan indeks. Melonjaknya harga bawang merah bisa melambungkan angka inflasi di bulan ini.
Defisit perdagangan akibat besarnya impor bahan bakar minyak bersubsidi akan menjadi perhatian pasar. Menurut Reza, masalah subsidi bahan bakar tidak ada solusinya, kecuali menaikkan harga agar tidak membebani anggaran negara. Agar defisit perdagangan tidak makin melebar, hendaknya pemerintah berani mengambil langkah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
Volume perdagangan mencapai 7,1 miliar lembar, dengan nilai Rp 8,2 triliun, serta frekuensi 178,75 ribu kali transaksi. Harga 177 saham naik, 81 saham turun, serta 105 saham lainnya stagnan. Hari ini investor asing kembali mencatat penjualan bersih Rp 424 miliar.
Dari kawasan regional, bursa Australia menguat 1,7 persen. Kenaikan ini diikuti bursa Tokyo 1,45 persen, bursa Shanghai naik 0,36 persen, serta bursa Singapura 0,53 persen. Sedangkan bursa Seoul terkoreksi 0,78 persen, bursa Hong Kong 0,38 persen, serta bursa India 0,8 persen.
VIVA B. K