TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan jual yang kembali melanda bursa domestik memicu kejatuhan indeks lebih dari 60 poin hingga di bawah level 4.800. Memerahnya bursa regional kembali dimanfaatkan para pemodal untuk mengeruk keuntungan sehingga harga saham di bursa Jakarta kembali berguguran.
Pada perdagangan sesi pertama hari ini, Kamis, 14 Maret 2013, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia terjun 64,351 poin (1,33 persen) ke level 4.771,088. Kejatuhan kali ini dimotori sektor konsumsi, aneka industri, serta properti yang jatuh lebih dari 2 persen.
Investor asing terlihat melakukan penjualan dua hari terakhir sehingga indeks mengalami koreksi tajam. Siang ini, pemodal asing mencatat penjualan bersih Rp 221 miliar.
Analis dari PT Danatama Millenium Sekuritas, Abidin, menjelaskan, jatuhnya bursa regional akibat memanasnya suhu geopolitik di semenanjung Korea serta rencana pemerintah Cina yang mengerem laju harga properti, kembali disikapi negatif oleh pasar.
“Pengekangan harga properti di daratan Cina serta harga saham properti di bursa domestik, yang sudah sangat jenuh beli karena sudah naik cukup kencang sepanjang tahun ini, dijadikan alasan melepas portofolio para investor,” katanya.
Secara umum, indeks memang sudah jenuh beli setelah naik hingga mendekati 4.900 dan harga-harga saham sudah terlalu mahal. “Bila mampu bertahan di atas 4.716, tren indeks masih berpeluang untuk kembali menguat,” tuturnya.
Abidin memproyeksi, hingga akhir tahun, indeks masih bisa menggapai level psikologis 5.000. “Target kami bahkan 5.100.”
Volume perdagangan saham mencapai 4,44 miliar lembar, dengan nilai Rp 3,67 triliun, serta frekuensi lebih dari 103 ribu kali transaksi. Harga 41 saham naik, 203 saham turun, serta 85 saham lainnya stagnan.
Adapun saham-saham yang menekan indeks kali ini, antara lain, Unilever (UNVR) jatuh 4,4 persen ke Rp 21.800, Indofood (INDF) melemah 3,9 persen ke Rp 7.490, Alam Sutera (ASRI) merosot 2 persen ke Rp 980, Surya Semesta (SSIA) turun 3,4 persen ke Rp 1.430, serta Bank BNI (BBNI) juga susut 2,6 persen menjadi Rp 4.650 per lembar.
Dari kawasan regional, bursa Australia jatuh 1,1 persen, bursa Hong Kong melemah 0,31 persen, bursa India terkoreksi 0,36 persen, bursa Seoul melemah 0,43 persen, serta bursa Singapura juga tergelincir 0,24 persen. Sedangkan bursa Tokyo menguat 0,81 persen terimbas melemahnya nilai tukar yen, serta bursa Cina juga naik 0,26 persen.
VIVA B. K