TEMPO.CO, Maros - Sepekan lalu harga bawang merah di Pasar sentral Maros hanya sekitar Rp 20 Ribu per kilogram. Namun, sekarang harga bumbu pangan itu sudah naik menjadi Rp 35 ribu per kilogram.
Kenaikan harga bawang merah di Pasar Sentral Maros itu melonjak tajam menyusul terhambatnya pengiriman bawang dari luar daerah, seperti dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Salah seorang pedagang, M Yusuf, mengatakan bahwa curah hujan yang tinggi saat menjelang panen bawang merah mengakibatkan produksi bawang di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan anjlok, seperti daerah Soppeng, Bone Bantaeng dan Gowa.
Baca Juga:
"Saat ini harga pedagang, kisaran Rp 23,500 hingga Rp 28 Ribu, sehingga umumnya pedagang dipasar saat ini menjualnya mulai dari harga Rp 33 Ribu hingga Rp 35 Ribu," kata Yusuf saat ditemui di Maros, Selasa 12 Maret 2013.
Mardiah, salah seorang pedagang di Pasar, mengatakan, sulitnya memperoleh bawang dari pedagang, membuat harganya jadi mahal, "Memang bawang saat ini sulit di peroleh karena kurang, apa boleh buat karena itu kebutuhan pokok biar mahal tetap saja kita jual," kata Mardiah.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan, Maros, Thamrin Gassing saat dihubungi mengatakan, kenaikan harga bawang dan beberapa kebutuhan pokok lainnya diakibatkan stok barang yang terbatas. Banyak barang yang busuk akibat hujan yang terjadi akhir-akhir ini. “Bawang merah dan putih memang lagi langka saat ini karena kesedian barang menurun akibat musim hujan. Saya pikir hal ini hanya sementara hingga kondisi akan kembali normal dengan sendirinya, ” kata Thamrin
Ia pun menyatakan mahalnya harga bawang di pasar bukan karena adanya dugaan pelaku menimbung bawang itu, apalagi barang pokok seperti ini sifatnya mudah membusuk. Meski demikian pihaknya akan tetap memantau kondisi harga di Pasar, agar harganya tetap dalam batas kewajaran.
Dari Banyuwangi dilaporkan harga bawang putih kembali naik sebesar Rp 15.000 per kilogram menjadi Rp 65.000 per kilogram. Sumarsono, salah satu pedagang di Pasar Banyuwangi, mengatakan, naiknya harga bawang putih itu karena langkanya pasokan. "Saat ini bawang putih kosong," kata dia kepada wartawan, Senin lalu.
Menurut Sumarsono, awalnya dia memiliki stok tujuh kilogram bawang putih. Namun sejumlah pembeli telah memborong dagangannya karena khawatir tidak kebagiaan bawang putih. Saat ini, Sumarsono mengaku kesulitan untuk mendapatkan bawang putih. "Stok bawang putih di distributor juga kosong," kata dia.
Padahal pekan lalu harga bawang putih masih berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 35 per kilogramnya. Kenaikan harga bawang putih itu, kata Sumarsono, terjadi setiap hari.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan Banyuwangi Hary Cahyo Purnomo mengatakan, meroketnya harga bawang putih tersebut sebagai akibat pembatasan impor bawang putih. "Pasokan di daerah menurun drastis," kata dia.
JUMADI | IKA NINGTYAS