TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Bidang Pertambangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan, Kabupaten Banyuwangi, Budi Wahono, mengatakan PT Indo Multi Niaga (IMN) akan melakukan eksploitasi tambang emas di Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, pada 2014 mendatang.
Menurut dia, saat ini PT IMN sedang merevisi dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang dibuat 2008 lalu. Setelah amdal selesai, PT IMN akan segera melakukan pembangunan infrastruktur. "Diperkirakan akhir 2014 sudah berproduksi," kata dia kepada Tempo, Senin, 7 Januari 2013.
Luas area yang diproduksi, kata Budi, sesuai dengan Surat Keputusan No 188/10/KEP/429.011/2010. SK yang diterbitkan 25 Januari 2010 itu memberi izin produksi seluas 4.998 hektare selama 20 tahun.
Selain menyelesaikan amdal, kata Budi, PT IMN harus mengantongi izin Kementerian Kehutanan supaya bisa melakukan eksploitasi. Sebab, wilayah pertambangan berada di kawasan hutan lindung dan hutan produksi.
PT IMN telah melakukan eksplorasi tambang emas di Tumpang Pitu sejak 2007 lalu. Dalam laporan majalah Tempo edisi Senin, 22 Oktober 2012 disebutkan tiga dari rencana lima zona eksplorasi pada 2009 memperlihatkan potensi emas Tujuh Bukit mencapai 2 juta ounce dan perak 80 juta ounce. Nilai tambangnya ditaksir sekitar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 50 triliun.
Kepala Badan Lingkungan Hidup, Kabupaten banyuwangi, Jawa Timur, Husnul Chotimah, mengatakan PT Indo Multi Niaga (IMN) telah memberitahukan rencana eksploitasi kepada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur.
Nantinya, dokumen amdal yang telah direvisi PT IMN akan dinilai oleh tim yang diketuai Kepala BLH Jawa Timur. "Amdal harus disosialisasikan kepada masyarakat," kata dia.
Juru bicara PT IMN, Musmin Nuryandi, menolak berkomentar terkait rencana eksploitasi perusahaannya. "Sekarang masih fokus transisi. Pada saatnya pasti akan di-share," kata dia.
Keberadaan emas di Gunung Tumpang Pitu membuat banyak perusahaan berebut melakukan eksplorasi. Ada nama PT Indo Multi Niaga (IMN) dan mitranya asal Australia, Intrepid Mines Limited. Belakangan, dua perusahaan ini pecah kongsi. Saham PT IMN dijual kepada kolega Edward Soeryajaya, Komisaris Utama PT Adaro Energy Tbk. Adapun Interpid, yang juga punya saham PT IMN, memasukkan nama Surya Paloh, bos Media Group.
IKA NINGTYAS