TEMPO.CO, New York - HSBC Holdings Plc setuju untuk membayar US$ 1,9 miliar untuk menyelesaikan kasus pencucian uang. Denda ini adalah yang terbesar yang pernah dibayarkan oleh sebuah bank untuk kasus sejenis.
Berbarengan dengan itu, HSBC meminta maaf dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa. "Kami menerima tanggung jawab atas kesalahan masa lalu kami. HSBC saat ini adalah organisasi fundamental yang berbeda," kata Chief Executive HSBC, Stuart Gulliver.
Menurutnya, selama dua tahun terakhir di bawah manajemen baru, mereka telah mengambil langkah-langkah konkret untuk meluruskan apa yang salah di masa lalu. Mereka juga berpartisipasi secara aktif dengan pemerintah dalam mengatasi masalah pencucian uang.
HSBC juga berharap mencapai penyelesaian dengan pengawas otoritas jasa keuangan Inggris untuk kasus serupa.
Sebelumnya, mereka menghadapi tuduhan melanggar sanksi AS dan gagal untuk mengawasi transaksi terlarang. Tidak ada eksekutif bank yang diadili dalam kasus ini.
Saham HSBC turun sedikit di perdagangan London menjadi 6,40 poundsterling. Sedangkan di Bursa Hong Kong naik 0,3 persen menjadi HK$ 79,70.
Penyelesaian HSBC adalah bab terbaru periode memalukan bagi bank itu, setelah penyelidikan panjang oleh badan-badan penegak hukum AS serta panel Senat. Penyelesaian HSBC terjadi sehari setelah saingannya, Standard Chartered Plc, setuju membayar US$ 327 juta untuk kasus yang sama.
REUTERS | TRIP B
Baca juga
Hatta Rajasa Bahas Subsidi MRT Jokowi
Hatta: Subsidi MRT Jokowi Kantong Kanan atau Kiri
Pekan Depan, 2 Jalur KRL Bogor-Jakarta Beroperasi
Sosialisasi Redenominasi Dinilai Menyimpang
Redenominasi, Rupiah Punya Satuan Sen