TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan telah menerbitkan sertifikat untuk pesawat Sukhoi. "Memang type certificate untuk brand Superjet-100 tipe RRJ 95B sudah diterbitkan pada November kemarin," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, saat dihubungi Tempo, Selasa, 4 Desember 2012.
Ia menjelaskan, kementerian mengecek langsung ke pabrik Sukhoi di Rusia. Beberapa prosedur yang dilakukan antara lain pemeriksaan tata cara pembuatan pesawat, spesifikasi peralatan, mesin, dan tahapan perawatan.
"Termasuk test flight juga," katanya. Bambang mengatakan Kementerian Perhubungan melaksanakan prosedur tersebut di Rusia mulai Juli silam. Ia menambahkan, penerbitan sertifikat itu tidak dipengaruhi oleh proses maupun hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap kecelakaan Sukhoi Superjet-100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, pada Mei 2012.
Kementerian Perhubungan menyatakan sudah melihat hasil investigasi KNKT atas kecelakaan Sukhoi Superjet 100. "Secara final report, saya sudah lihat. Tapi memang belum dipublikasikan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti Singayuda Gumay, bulan lalu.
Ia menjelaskan, hasil tersebut akan dipublikasikan setelah menjalani evaluasi akhir. Draf file hasil investigasi atas kecelakaan Sukhoi Superjet 100 telah dikirim kepada pihak-pihak terkait. "Kira-kira diberi waktu satu bulan bagi pihak-pihak tersebut untuk memberi komentar atas hasil investigasi," kata Herry. Jika tidak ada komentar, katanya, hasil investigasi itu dapat segera dipublikasikan.
KNKT menyatakan investigasi terhadap kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, akan dipublikasikan. Namun, kata Ketua Subkomite Udara KNKT, Masruri, ada tahapan yang harus dilakukan sebelum mengumumkan hasil investigasi itu kepada masyarakat. Setelah investigasi selesai, KNKT akan melaporkannya kepada Rusia, Eropa, serta Amerika Serikat, selain kepada pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
"Yang pasti, laporan kami sampaikan kepada Rusia karena pesawat itu buatan Rusia,” katanya. Selain itu, pesawat menggunakan mesin buatan Eropa serta komponen-komponennya dari Amerika Serikat. Oleh karena itu, KNKT akan melaporkan hasil investigasi kepada Eropa dan Amerika Serikat. KNKT akan segera mempublikasikan hasil penyelidikan kecelakaan tersebut setelah menerima tanggapan dari Rusia, Eropa, dan Amerika Serikat.
MARIA YUNIAR