TEMPO.CO, Jakarta - Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) yang ditargetkan berjalan 2013 diperkirakan tertunda. Hal ini disebabkan pengadaan berbagai fasilitas pendukung konversi tidak bisa selesai pada 2012. Padahal, anggaran konversi tersebut tak dimasukkan sebagai anggaran tahun jamak (multiyears).
"Belum ada lampu hijau dari Menteri Keuangan untuk pakai multiyears. Kalau tender terus berjalan dan selesai tahun depan, nanti bayarnya pakai uang siapa?" kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 1 November 2012.
Rudi mengatakan, dalam pembicaraan dengan Pertamina, pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang didanai APBN 2012 diperkirakan paling cepat jadi pada Februari atau Maret 2013. Itu pun bertahap, tak bisa sekaligus 33 BBG yang direncanakan dibangun dengan dana APBN dan selesai pada awal 2013.
Tiga proyek SPBG yang didanai dari APBNP 2012 senilai Rp 204 miliar saat ini masih dalam proses tender. Ketiga SPBG yang dibangun dengan dana APBN tersebut direncanakan berlokasi di Cililitan, Jakarta Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, dan Kalideres, Jakarta Barat, dengan nilai proyek masing-masing Rp 64,59 miliar.
Pertamina berkomitmen meluncurkan SPBG sebagai pendukung program konversi ini pada 10 Desember 2012. SPBG yang rencananya berlokasi di Daan Mogot, Jakarta Barat, ini dibangun dengan dana internal Pertamina.
Pengumuman pemenang tender pengadaan converter kit juga belum dilakukan karena belum ada kepastian dana. Akhir September lalu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo mengatakan sudah ada pemenang tender pengadaan 14 ribu unit converter kit. Namun, hingga saat ini, pemenang tender belum juga diumumkan. "Converter kit juga nanti masuknya bertahap, perlu waktu tiga atau empat bulan, jadi selesainya sekitar Februari atau Maret 2013," kata Rudi.
Karena itu, Rudi mengatakan, Kementerian ESDM sudah berkali-kali meminta kepada Kementerian Keuangan agar membuat anggaran menjadi tahun jamak. Rudi mengatakan, jika anggaran disetujui menjadi anggaran tahun jamak, pemenang tender bisa segera diumumkan dan konversi bisa segera dilanjutkan.
Program konversi BBM ke BBG diharapkan dapat mengerem konsumsi BBM bersubsidi yang terus meningkat. Selain keterbatasan infrastruktur, harga BBM bersubsidi yang rendah juga masih menjadi kendala terlaksananya konversi BBM ke BBG.
Dalam APBN 2013, anggaran untuk infrastruktur konversi BBM ke BBG disepakati sebesar Rp 447 miliar. Rudi mengatakan, jika anggaran tahun 2012 tak bisa dialihkan ke tahun depan, anggaran sebesar Rp 1,6 triliun yang dialokasikan untuk konversi pun tak terpakai.
BERNADETTE CHRISTINA