TEMPO.CO, New York - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri acara Indonesia Investment Day di gedung Bursa Efek New York, Amerika Serikat, Senin 24 September 2012, waktu setempat.
"Inilah pertamakalinya Presiden Indonesia berbicara di sini. Boleh dikata, Indonesia kini menguasai Wall Street kendati cuma sampai siang nanti," ucap Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal bergurau saat membuka acara.
Ditemani suguhan jajanan pasar seperti onde-onde, lemper, dan getuk lindri, Chief Executive Officer Bursa New York, Duncan L. Niederauer, memuji pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menanggapi Duncan, Yudhoyono lalu berpidato selama 26 menit di depan sekitar 100 hadirin untuk meyakinkan bahwa berinvestasi di Indonesia sangatlah menarik.
"Investasi Anda tidak akan sia-sia karena perekonomian Indonesia akan tetap bertahan di tengah gejolak global. Apalagi Indonesia menawarkan peluang emas yang harus ditangkap,sekarang juga," katanya.
Baca juga:
Pertumbuhan ekonomi Indonesia, Presiden mengimbuhkan, bukanlah hal yang artifisial. "Ini asli, didasari oleh makro ekonomi yang kuat," katanya.
Ia mencontohkan, rasio utang terhadap produk domestik bruto Indonesia turun tajam dari 83 persen pada 2001 menjadi kurang dari 25 persen pada 2011.
Yudhoyono juga menyitir hasil riset sebuah lembaga internasional yang memperkirakan jumlah kelas konsumen Indonesia akan naik menjadi 135 juta pada 2030 dari 45 juta pada 2012.
Presiden tiba di New York pada Ahad pagi waktu setempat dengan pesawat kepresidenan Airbus A-330-300, setelah transit di Dubai dan Paris, lalu beristirahat di Hotel Millenium UN Plaza.
Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Presiden akan mengikuti segmen level pemuncak dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-67 yang akan diikuti oleh 118 Kepala Negara/Pemerintahan, 8 wakil presiden/perdana menteri, 65 menteri, 3 wakil menteri, dan 2 kuasa usaha. Presiden dijadwalkan menjadi pembicara ke-9 dalam sesi debat umum pada Selasa pagi waktu setempat.
WAHYU MURYADI