TEMPO.CO, Jakarta - PT Bio Farma membantah tudingan yang menyebutkan pabrik vaksin itu yang berinisiatif membangun pabrik vaksin sejak 2007 lalu melalui WHO dan JICA. "Inisiatif awal pembangunan fasilitas produksi vaksin flu burung bukan bersal dari PT Bio Farma, " kata Corporate Secretary PT Bio Farma M Rahman Rustan lewat jawaban tertulisnya yang diterima Tempo, Selasa, 11 September 2012.
Dalam jawaban tertulisnya itu, dia menjelaskan, pembangunan fasilitas itu dimaksudkan untuk melindungi Indonesia bila terjadi pandemi flu burung. Sejumlah upaya yang dilakukan Bio Farma, diantaranya, dengan membentuk Tim Kesiapsiagaan Produksi Vaksin Avian Influenza, serta mengirim staf untuk mengikuti berbagai pelatihan, seminar, workshop untuk memahami tentang wabah flu burung, serta mengikuti program WHO terkait flu burung.
Baca Juga:
Dia juga menyebutkan, Bio Farma berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Jepang dan JICA Indonesia, partner produsen vaksin di luar negeri, Bappenas, Badan POM, serta Komite Nasional Pengendalian Flu Burung.
Rahman juga membantah tudingan yang menyebutkan Bio Farma aktif menggolkan proyek vaksin flu burung itu ke DPR. Dia mengatakan itu, menjawab pertanyaan Tempo yang dikirim sebelumnya soal salinan notulensi rapat direksi dan komisaris perusahaan itu yang isinya menyebutkan komisaris memerintahkan direksi untuk berkomunikasi aktif dengan Kementerian Kesehatan.
"Adanya informasi yang menyebutkan Bio Farma terlibat aktif dalam menggegolkan proyek vaksin ke DPR, menurut kami tidak benar. Bio Farma tidak pernah menugaskan pihak manapun untuk melakukan pendekatan, apalagi terlibat aktif mengegolkan proyek vaksin flu burung, "kata Rahman.
AHMAD FIKRI