INFO BISNIS - PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank) mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2022, hal ini terlihat dari laporan keuangan publikasi yang diunggah di situs resmi SeaBank Indonesia.
Sejak melakukan transformasi digital di tahun 2020, bank yang merupakan bagian dari SEA Limited (NYSE: SEA) ini untuk pertama kalinya berhasil membukukan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp59,5 miliar hingga akhir kuartal IV 2022.
SeaBank berhasil merubah rugi menjadi untung. Perusahaan mampu membukukan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp269,2 miliar, meningkat sebesar Rp582,6 miliar atau 186 persen.
Hal ini berbanding terbalik dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, di mana perusahaan belum membukukan keuntungan. Tahun 2021, bank justru membukukan rugi sebesar Rp313,4 miliar.
“Tentu kami bersyukur dengan capaian ini. Kami senang, kinerja kami telah berjalan secara efektif dan efisien selama setahun ke belakang,” kata Presiden Direktur SeaBank Indonesia, Sasmaya Tuhuleley saat dihubungi Tempo baru-baru ini.
Presiden Direktur SeaBank Indonesia, Sasmaya Tuhuleley. Foto dok. Istimewa.
Menurutnya, keberhasilan itu dicapai berkat hasil kerja keras dari SeaBank Team, serta dukungan kepercayaan nasabah yang terus meningkat. “Terima kasih,” ucap Sasmaya.
Capaian positif tersebut, kata Sasmaya, menandakan kinerja SeaBank selama setahun ke belakang telah efektif dan efisien. Sasmaya juga yakin keberhasilan SeaBank di tahun 2022 adalah hasil dukungan dan kepercayaan nasabah yang terus meningkat.
Menurutnya, capaian positif SeaBank di tahun 2022 dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pertumbuhan penyaluran kredit baik melalui ekosistem grup maupun yang tidak. Hingga akhir tahun 2022 jumlah kredit yang diberikan tercatat sebesar Rp15,9 triliun,meningkat Rp9,8 triliun atau 160 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp6,1 triliun.
Penyaluran kredit yang dilakukan SeaBank dijalankan dengan prinsip kehati-hatian sehingga rasio kredit bermasalah atau gross non-performing loan berada pada level 2,03 persen dan net non-performing loan berada pada level 0,13 persen di tahun 2022.
“Kami terus memegang komitmen serve the underserved tentunya dengan prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan segala kegiatan operasional,” kata Sasmaya. Nasabah, lanjut dia, tidak perlu khawatir menaruh uangnya, dan bisa terus merasa aman tumbuh bersama SeaBank.
Tangkapan layar aplikasi Seabank. Foto dok. istimewa
Dari sisi pendanaan, SeaBank berhasil mengoptimalkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) dari simpanan nasabah dengan menawarkan besaran suku bunga yang bersaing dengan bank lain di Indonesia sepanjang tahun 2022. Total DPK dari simpanan nasabah yang berhasil dicatat SeaBank sepanjang 2022 adalah Rp21,6 triliun, meningkat Rp13,3 triliun atau 158 persen jika dibandingkan dengan perolehan tahun 2021 yakni Rp8,3 triliun.
Menurut Sasmaya, peningkatan DPK dari simpanan nasabah yang besar di SeaBank didorong oleh kenaikan jumlah nasabah produk tabungan digital dibandingkan tahun 2021 akibat dari suku bunga yang kompetitif dan berbagai promosi menarik yang dilakukan selama tahun 2022, serta peluncuran produk deposito digital di bulan Juni 2022.
Pertumbuhan juga terjadi pada besaran total aset SeaBank di akhir 2022. Per 31 Desember 2022 bank membukukan total aset sebesar Rp28,2 triliun, meningkat Rp17,2 triliun atau 156 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp11 triliun.
Sasmaya pun optimistis di tahun 2023 SeaBank akan menjadi lebih baik. “Kami juga berjanji akan berusaha terus menghadirkan inovasi produk, layanan, dan program menarik bagi seluruh nasabah SeaBank di Indonesia,” ujar dia.(*)