TEMPO.CO, Seoul - Wabah sapi gila klembali mengancam dunia setelah penyakit mematikan itu ditemukan di California Amerika Serikat awal pekan ini. Akibatnya pasar daging Amerika kini terancam jeblok lantaran beberapa negara pengimpor, berancang-ancang untuk menghentikan pembelian komoditas pangan tersebut.
Associated Press melaporkan, dua perusahaan retail terbesar Korea Selatan, Lotte Mart dan Home Plus, telah menghentikan pembelian daging dari Amerika. Dalam keterangannya, manajemen Lotte mengatakan langkah ini dilakukan untuk meredakan kekhawatiran yang kini melanda konsumen. "Bukan masalah kualitas, namun lebih karena kekhawatiran konsumen," demikian pernyataan Lotte, Rabu 25 April 2012.
Tindakan ini dilakukan Lotte dan Home Plus menyusul adanya kasus penyakit sapi gila yang menyerang peternakan sapi perah di California Amerika Serikat. Hewan berpenyakit itu diantaranya ditemukan di peternakan milik Baker Commodities di kawasan Hanford.
Sapi gila ialah penyakit mematikan akibat virus yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang sapi. Penyakit ini bisa mengakibatkan kematian bagi manusia jika mengonsumsi daging sapi yang terpapar virus ini. Kasus ini pernah menghebohkan dunia pada 2003, 2005 dan 2006 sehingga mengakibatkan pasar daging asal Amerika anjlok. Sebanyak 24 negara menghentikan impor sehingga peternak Amerika mengalami kerugian tahunan sebesar US$ 3,1 miliar pada 2004 hingga 2007.
Masalah yang sama kini mungkin bakal berulang. Meski belum mengeluarkan pernyataan penghentian impor, pemerintah Korea Selatan menyatakan tengah mewaspadai isu sapi gila mengingat pasokan daging asal Amerika cukup signifikan. Sebagai gambaran, pada 2011 jumlah pasokannya mencapai 107 ribu ton dengan nilai US$ 563 juta. "Pengawasan di jalur kepabeanan diperketat," kata Park Sang Ho, salah satu petugas Kementeruan Pertanian Korea Selatan seperti dikutip dari Bloomberg.
Pemerintah Taiwan juga tengah mewaspadai masalah ini. Apalagi sebelumnya mereka menuai protes lantaran membiarkan penjualan daging asal Amerika yang ditengarai mengandung hormon pertumbuhan ractopamine dan membahayakan kesehatan manusia. Namun pemerintah Jepang belum melakukan tindakan serius mengingat impor yang mereka lakukan hanya untuk sapi berusia 20 bulan ke bawah. Penyakit sapi gila biasanya menyerang sapi berusia 30 bulan.
Menanggapi masalah ini, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyatakan wabah sapi gila kali ini bisa ditangani. Wabah penyakit ini berhasil dilokalisir dan tak menyebar ke sentra produksi lain. Menurut Menteri Pertanian Amerika, Tom Vilsack, daging sapi yang terinfeksi tak akan masuk pada jaringan suplai industri makanan karena telah dihancurkan. "Daging sapi dan susu yang beredar tetap aman," kata dia.
Setiap tahun, peternakan di Amerika Serikat menghasilkan 90,8 juta ekor sapi potong. Selain California, sapi-sapi itu diternakkan di wilayah Texas, Nebraska dan Kansas. Dagingnya diekspor ke Amerika Utara, Asia Timur serta Uni Eropa dengan nilai sebesar US$ 353 juta tiap bulan atau sekitar US$ 4 miliar setahun.
FERY FIRMANSYAH