TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta pengkajian terhadap rencana penyatuan zona waktu dilakukan dengan cermat. "Untuk menyatukan zona waktu Indonesia yang begini luas, harus dilakukan dengan hati-hati," kata Agus, Senin, 12 Maret 2012.
Agus mendukung dengan penyamaan zona waktu Indonesia. Rencananya, WIB dan WIT akan mengikuti WITA. "Rasanya kurang agresif kalau Indonesia bagian barat harus tertinggal satu jam lebih lambat dari Singapura," ujarnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana mengaku belum melakukan kajian atas rencana penyamaan zona waktu ini. "Kami belum menganalisa dampak sosialnya," kata Armida.
Dampaknya di dunia perekonomian bisnis, kalau penyamaan zona waktu diberlakukan, waktu perdagangan di Bursa Efek Indonesia akan sama dengan Singapura yang berada pada zona waktu GMT+8.
Menurut Deputi Menko Perekonomian Bidang Pembangunan dan Infrastruktur Lucky Eko, penyatuan zona waktu ini bisa membuka kesempatan bisnis baru dengan Singapura, Hong Kong, dan Malaysia. Asalkan pemerintah bisa menyederhanakan tata kelola di berbagai sektor, termasuk transportasi dan perbankan.
SUBKHAN
Berita Terkait:
Ini Dampak Penyamaan Zona Waktu pada Penerbangan
Penyatuan Zona Waktu, Tidur Kamis, Bangun Sabtu
Zona Waktu Ideal bagi Indonesia
Penyatuan Zona Waktu Bisa Akibatkan Inefisiensi
Penyatuan Zona Waktu Lupakan Faktor Non-Ekonomi
Ada Dampak Penyatuan Tiga Zona Waktu
BI: Rencana Penyatuan Zona Waktu Ide Bagus
Pengusaha Setuju Penyatuan Zona Waktu