TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menegaskan hingga saat ini belum menetapkan program mobil nasional dan menunjuk salah satu produk sebagai mobil nasional, termasuk mobil buatan lokal Esemka. Pemerintah mengaku tak ingin mengulang kegagalan program mobil nasional Timor. “Sampai saat ini masih dalam proses, belum ada (penetapan kebijakan dan mobil yang ditunjuk),” kata Muhamad S. Hidayat, Menteri Perindustrian, saat ditemui di Jakarta, Senin, 9 Januari 2012.
Hidayat menegaskan, selain memerlukan investasi yang tidak kecil, mobil yang akan ditetapkan menjadi mobil nasional juga harus memenuhi skala industri. Jaminan kelangsungan proses produksi, standar kualitas produk, jaringan infrastruktur layanan purnaljual, maupun ketersediaan komponen harus dipenuhi. “Termasuk Esemka. Sebagai sebuah karya inovatif, saya sangat mengapresiasi mobil Esemka. Tetapi, untuk bicara skala industri, itu persoalan lain,” kata dia.
Bekas Ketua Umum Kamar dan Industri itu juga menegaskan belum menetapkan satu di antara enam produsen mobil yang ada saat ini–termasuk GEA, Tawon, Komodo, dan Arina–sebagai calon mobil nasional. Namun, sebagai pembina industri nasional, pihaknya berkewajiban membina dan mengarahkan industri tersebut agar mampu bersaing di pasar otomotif nasional.
Pemerintah selama ini juga telah memberikan fasilitas insentif fiskal bagi kalangan industri tersebut. Pembebasan bea masuk untuk impor komponen yang belum diproduksi di Tanah Air telah diberikan kepada mereka.
Kendati demikian, dia mengatakan bukan berarti pemerintah tak berminat atau tidak melakukan apa pun untuk mewujudkan program mobil nasional tersebut. Hanya, sebut dia, langkah itu dilakukan secara cermat dan hati-hati.
ARIF ARIANTO