TEMPO Interaktif, Tokyo - Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Senin 22 Agustus 2011, mengatakan pihaknya akan terus menekan Cina agar membiarkan mata uang yuan naik. Namun dia tidak mengharapkan itu terjadi dengan cepat di tahun mendatang.
Permintaan itu disampaikan dalam lawatannya ke Cina akhir pekan lalu. Menurut Biden, pemimpin Cina tidak mencari jaminan tentang melemahnya ekonomi Negeri Adidaya itu. Biden menyebut Xi Jinping--orang yang diharapkan menjadi presiden Cina berikutnya--sebagai orang kuat dan pragmatis.
Para analis melihat perjalanan keliling yang dilakuan Biden bertujuan meyakinkan investor asing bahwa Amerika Serikat masih menjadi tempat investasi yang aman. Debat politik di Kongres dan pemangkasan peringkat utang tak mempengaruhi iklim investasi.
Banyak analis melihat perjalanan Biden sebagai tur untuk meyakinkan pemegang asing terbesar utang AS bahwa investasi mereka masih aman setelah debat politik yang pahit di Washington atas utang AS dan masalah defisit yang memicu penurunan peringkat kredit.
Namun Biden mengatakan rekan-rekannya seperti Xi, Wakil Presiden Cina, yang berbicara dengan penuh percaya diri tentang ekonomi AS di depan umum selama kunjungan, tidak meminta jaminan.
"Saya tidak merasa mereka membutuhkan kepastian tentang stabilitas ekonomi kami atau kesejahteraan," kata Biden dalam sebuah wawancara dengan sekelompok kecil wartawan yang bepergian dengannya di pesawat Air Force Two, saat terbang ke Tokyo.
"Saya tidak melihat adanya kecemasan dari Pemerintah Cina, soal apakah kekuatan ekonomi Amerika Serikat naik atau turun," kata dia seperti dikutip Reuters hari ini, Selasa 23 Agustus 2011.
Cina, menurut Biden, tentu berharap perekonomian Amerika Serikat akan mulai tumbuh dengan serius. Bagaimana pun Negeri Tirai Bambu itu berkepentingan tentang nasib investasi mereka di Amerika.
REUTERS | ERWINDAR