TEMPO Interaktif, Brebes - Keberadaan bawang impor yang masuk di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dinilai menjadi ancaman hasil penen petani bawang merah. Untuk itu, pemerintah diminta menertibkan masuknya bawang merah impor di Kabupaten Brebes ini.
“Saya minta agar pemerintah ikut menertibkan keberadaan bawang impor ini agar tak menimbulkan maslah di kemudian hari,” kata Ketua Asosiasi Petani Bawang Merah Indonesia, Juwari, Minggu, 12 Juni 2011.
Menurutnya, petani khawatir masuknya bawang impor yang didatangkan importer ini akan merusak harga jual hasil panen raya yang akan terjadi pada bulan Juli depan. “Kami benar-benar terancam oleh masuknya bawang impor yang kembali membanjiri pasar bawang di Brebes,” ujarnya.
Kekhawatiran Juwari ini terkait masuknya sejumlah bawang impor yang tak hanya didatangkan dari Thailand dan Vietnam, tapi juga dari India. Ia mengaku sejumlah bawang impor dari India ini juga tak kalah banyak dari bawang impor lain yang sudah dipasarkan lewat Brebes.
“Hasil pantuan saya, terdapat tiga kontainer bawang asal India yang telah masuk ke Brebes,” ujarnya.
Menurut dia, bawang ini telah ada di sekitar pasar bawang merah Klampok Brebes dan sedang dibongkar oleh pedagang setempat. Ia mengaku keberadaan bawang impor ini rawan menimbulkan anjloknya harga bawang lokal yang ditanam oleh petani Brebes karena harganya lebih murah dari bawang lokal.
Saat ini harga bawang merah kering hasil produksi petani Brebes mencapai Rp 12 ribu per kilogram dan masih menguntungkan petani .
Kepala Seksi Pemasaran Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, Sodikin, membenarkan masuknya bawang asal India ini. Meski begitu ia menjamin tak akan berpengaruh pada penjualan bawang merah petani Brebes karena bawang India punya pangsa pasar tersendiri
“Bawang India hanya dikonsumsi pedagang martabak, harganya pun relatif sama, yakni 12 ribu per kilo,” ujar Sodikin.
Hasil pantuannya terdapat 12 kontainer bawang India yang telah masuk Brebes. Dengan begitu, Sodikin meminta agar petani bawang merah Brebes tak perlu khawati, karena masyarakat banyak yang tak menyukai bawang jenis ini.
“Kalau ada yang resah itu hanya efek psikologis. Petani jangan terbawa isu oleh hasil panen yang hendak dibeli murah,” ujar Sodikin .
EDI FAISOL