Kerusuhan di Timur Tengah dan bencana alam yang melanda Jepang pada 11 Maret lalu, menggerus jumlah permintaan untuk biji-bijian, sehingga menekan harga. Pejabat tinggi di Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan kepada Reuters kemarin, harga pangan global diperkirakan mulai naik kembali segera setelah permintaan mulai bangkit lagi.
"Kami percaya dalam beberapa minggu ke depan--dan sudah ada tanda-tanda itu--harga akan kembali rebound (menunjukkan gejala kenaikan setelah sempat merosot," kata Concepcion Calpe, ekonom senior FAO, di Roma, Italia, Rabu (6/4) waktu setempat. Impor gandum telah terganggu terutama untuk pelanggan di Afrika Utara dan Timur Tengah, serta Negeri Matahari Terbit.
Butiran gandum tidak hanya digunakan untuk makanan, tapi untuk pakan ternak dan biofue. Permintaan untuk ketiga sektor itu meningkat secara global. Melonjaknya harga minyak juga mendorong harga pangan lebih tinggi karena kenaikan harga meningkatkan biaya produk makanan dan menggenjot permintaan untuk biofuel.
"Penurunan indeks secara keseluruhan pada bulan ini membawa kabar melegakan setelah terus meningkat selama delapan bulan terakhir," kata David Hallam, Direktur Divisi Pasar dan Perdagangan FAO. "Tapi masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa ini adalah kebalikan tren (harga pangan yang selama ini terus meningkat).”
REUTERS | BOBBY CHANDRA