TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim survei Kementerian Perindustrian menemukan indikasi awal adanya praktek yang tidak adil dalam perdagangan barang-barang dari Cina di Indonesia. Dari 190 jenis barang impor Cina, 38 jenis dijual lebih murah di Indonesia dibanding di Cina, tepatnya di Guangzhou dan Shanghai.
"Ditengarai ada unsur dumping," kata Agus Tjanjana, Ketua Tim Survei sekaligus Direktur Jenderal Kerjasama Internasional Kementerian Perindustrian, di Jakarta Rabu (23/3).
Impor produk industri dari Cina selama tahun lalu mencapai 18,5 persen dari total impor atau naik 33 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor Indonesia ke Cina hanya 8,21 persen dibanding total ekspor, meski nilainya naik 34 persen.
Cina juga mengirim barang-barang yang sudah tidak diproduksi atau sudah tidak laku ke Indonesia, seperti televisi tabung dan pemutar video CD. Ada juga sebagian produk lain hanya diproduksi untuk pasar Indonesia, seperti busana muslim, kerudung dan batik.
Impor dari Cina didominasi oleh produk mainan anak yang mencapai 73 persen jika dibandingkan dengan total impor produk mainan dari seluruh dunia. Selanjutnya produk furnitur dengan porsi 54 persen dan elektronika mencapai 36 persen.
Menurut laporan bea cukai, nilai impor Indonesia dari Cina selama 2010 mencapai US$20,424 miliar. Ini artinya naik 45,86 persen dibanding tahun sebelumnya. Data kementerian perdagangan mencatat ekspor Indonesia ke Cina tahun lalu US$15,692 juta, 10 persen dari total ekspor.
KARTIKA CANDRA