"Sampai April jangan dulu lah. Masyarakat baru merasakan murahnya pangan, karena ada panen raya. Jangan tambah lagi dengan pembatasan BBM subsidi," kata Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Selasa (8/3).
Menurut Purbaya, rencana penghematan Premium memerlukan waktu yang tepat, sehingga saat ini rencana tersebut mendingan dilempar dulu ke market, setelah itu baru dinaikan secara perlahan. "Kalau pemerintah ingin menaikan tunggu waktu yang tepat," ujarnya.
Purbaya melihat hingga kini pemerintah belum siap untuk melakukan rencana penghematan Premium tersebut. "Kelihatannya belum siap. Kalau siap jalankan kalau belum siap akan diperbaiki," ujarnya.
Di tengah melambungnya harga minyak dunia, Purbaya berharap pemerintah hati-hati untuk menerapkan penghematan Premium. Sebab subsidi yang akan dikeluarkan negara cukup besar. "Kenapa uang dibakar untuk BBM," tutur dia.
Meski harga minyak dunia terus menlonjak sehingga berpotensi membengkaknya anggaran negara, namun dari segi fiskal, defisit keuangan negara terbilang aman. "Tahun lalu kita punya kelebihan anggaran sekitar Rp 38 triliun, bujet masih aman," kata Purbaya. "Dari segi fiskal, defisit belum mengancam terlalu serius."
JAYADI SUPRIADIN