“Saat ini PLTU Indramayu tersebut sedang dalam tahap komisioning (pengujian),” kata Bambang dalam siaran pers yang diterima Tempo semalam.
Dengan adanya tambahan daya dari PLTU Indramayu, kata Bambang, dipastikan akan semakin memperkuat ketersediaan pasokan listrik di Jawa - Bali. Sekarang ini, daya pembangkit di sistem Jawa-Bali sekitar 19.000 MW dengan perkiraan rata- rata beban puncak sekitar 17.800 MW.
Setelah unit 1 PLTU Indramayu beroperasi tahun ini, perusahaan setrum pelat merah ini segera mengoperasikan pembangkit Unit 2 yang akan dioperasikan pada pertengahan Februari 2011. Sedangkan mesin pembangkit Unit 3 diperkirakan sudah bisa masuk tahapan commercial operation date (COD) pada pertengahan Mei 2011.
Proyek pembangkit listrik ini, kata Bambang, dibangun dengan biaya US$ 696,734 dan Rp 1.497 miliar. Pendanaannya bersumber dari dari pinjaman Bank of China, konsorsium beberapa bank nasional dan APBN. “Sementara pelaksana kontrak pekerjaan dilaksanakan oleh SINOMACH - CNEEC - PT Penta Adi Samudera Joint Operation,” ujarnya. Sedangkan konsultan disain dikerjakan oleh PT Prima Layanan Enjinering.
Bambang menambahkan kebutuhan batubara untuk PLTU Indramayu yang merupakan bagian dari proyek 10.000 MW diperkirakan mencapai 4, 2 juta ton per tahun. Nantinya listrik yang dihasilkan dari PLTU ini akan disalurkan melalui transmisi 150 kV ke Gardu Induk Sukamandi.
PLTU Indramayu dibangun dengan kapasitas 3 x 330 MW. PLTU itu terdiri dari
tiga unit mesin pembangkit. PLTU Indramayu dibangun di atas lahan seluas 83 hektare di
desa Sumur Adem, Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
DANANG WIBOWO