TEMPO Interaktif, Jakarta - Pertumbuhan konsumsi masyarakat selama bulan puasa dan lebaran tahun ini diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Hal ini dipicu oleh kondisi ekonomi yang semakin membaik, inflasi yang cenderung rendah. dan tingkat kepercayaan diri konsumen yang lebih baik.
"Biasanya hal ini akan diikuti dengan belanja yang lebih banyak," kata Direktur Eksekutif Retail Measurement Services Nielsen, Teguh Yunanto, hari ini.
Apalagi, Teguh memperkirakan, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai dua digit, lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sempat mengalami penurunan.
Menurut catatan Nielsen, setiap tahun volume belanja masyarakat mengalami kenaikan terutama saat bulan puasa dan lebaran. Pada 2008 kenaikannya mencapai 17 persen dibandingkan rata-rata kenaikan tahunan. Sedangkan tahun lalu peningkatan belanja konsumen pada puasa mencapai 20 persen dan rata-rata tahunan 16 persen.
Meski masyarakat cenderung mengurangi waktu belanja antara lima sampai delapan persen selama bulan puasa, namun pengeluaran untuk belanja cenderung bertambah rata-rata 10 persen.
Baca Juga:
Beberapa produk yang penjualannya meningkat cukup tinggi selama bulan puasa adalah biskuit, sirup, softdrink, daging sapi dan daging ayam. Teguh mengatakan puncak penjualan minuman ringan terjadi selama bulan puasa. Penjualan minuman jenis ini naik sampai 50 persen dibanding bulan biasa.
"Penjualan biskuit di supermarket dan hypermarket meningkat dua kali lipat dan sirup mencapai enam kali lipat. Tetapi di minimarket margarin yang naik signifikan sampai dua kali lipat," katanya.
KARTIKA CANDRA