Kondisi tersebut ditemukan oleh Wakil Ketua Komisi Perdagangan dan Industri DPR Aria Bima bersama anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Muhammad Hatta dalam inspeksi mendadak di agen elpiji serta Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Surakarta.
Menurut pengelola Agen Elpiji Marysspa, Indratmo, tiap hari agennya mengedarkan sekitar 2.000 tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram. Dia mengakui, selama ini agen tidak pernah melakukan pengecekan terhadap kondisi tabung yang diedarkan ke masyarakat. Namun dia mewanti-wanti kepada masyarakat untuk segera mengembalikan jika ada kecurigaan terhadap kondisi tabung.
Dari tabung sejumlah itu, 10 hingga 15 tabung dintaranya dikembalikan oleh konsumen. "Kebanyakan mengalami kebocoran," kata Indratmo. Selama ini pengecekan terhadap tabung gas yang bocor hanya dilakukan secara manual, yaitu membenamkan tabung gas ke dalam air.
Lantaran dianggap tidak layak untuk digunakan oleh masyarakat, dia memilih menyimpan tabung rusak tersebut. Selanjutnya tabung tersebut akan dikembalikan ke SPBE guna mendapatkan penggantian.
Ketua Tim Pengawas Rayonisasi Distribusi Elpiji Hiswana Migas Surakarta, Budi Prasetyo mengakui banyaknya tabung tidak layak pakai di tengah masyarakat. "Rata-rata tiap agen menemukan 10 tabung rusak," kata dia. Padahal, di Surakarta terdapat 70 agen gas elpiji ukuran tiga kilogram.
Dia menerangkan, selama ini tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram tidak pernah ditera ulang di SPBE. Budi mengakui, SPBE memang tidak memiliki peralatan tera ulang untuk tabung tiga kilogram. Mereka hanya memiliki peralatan tes dan tera ulang untuk tabung elpiji ukuran 12 kilogram.
Kondisi tersebut menyebabkan banyak tabung tidak layak pakai beredar di tengah masyarakat tanpa tidak bisa terdeteksi. "Sejak awal dibuat, tabung tidak pernah mengalami cek fisik," kata dia. Padahal, sebagian besar tabung yang beredar tidak dilengkapi dengan logo Standar Nasional Indonesia (SNI). Sedangkan sesampainya di SPBE, tabung tidak layak pakai itu hanya menumpuk. Sebab, Pertamina tidak pernah menarik tabung gas yang rusak.
Atas temuan itu, Aria Bima mendesak agar Pertamina segera menyediakan peralatan tera ulang di setiap SPBE khususnya untuk tabung ukuran tiga kilogram. Dia yakin, berbagai kasus ledakan tabung elpiji disebabkan oleh beredarnya tabung tidak layak pakai ke tengah masyarakat. "Kondisi tabung seperti itu sangat meresahkan masyarakat," kata dia.
Dia juga meminta agar Pertamina segera menarik tabung tidak layak pakai yang menumpuk di SPBE. Sehari sebelumnya, politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut juga menemukan adanya 7.934 tabung elpiji tidak layak pakai di salah satu SPBE. Dengan penarikan tersebut, diharapkan tabung tersebut tidak akan kembali beredar ke masyarakat.
Sedangkan Muhammad Hatta berjanji akan membicarakan temuan tersebut ke DPR. "Kondisi ini perlu dibicarakan lintas komisi," ujarnya. Menurutnya, pemerintah sudah mengeluarkan banyak biaya untuk program konversi dari minyak tanah ke gas elpiji. Diharapkan, Pertamina dapat bertindak secara professional agar biaya tersebut tidak terbuang sia-sia.
AHMAD RAFIQ