"Harga juga relatif tidak jauh berubah. Yang paling tinggi masih dari air minum dalam kemasan (AMDK)," kata Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Kementerian Perindustrian, Benny Wachyudi di Kantor Kementerian Perindustrian, Senin (31/5).
Benny mengatakan, industri makanan dan minuman akan sulit mengejar pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 11,29 persen. Tahun lalu harga produk makanan dan minuman melonjak karena dampak kenaikan harga komoditas dari 2008.
Pada kuartal IV-2008, kata Benny, pertumbuhan industri makanan dan minuman dapat mencapai 15 persen. Lalu menurun pada kuartal I-2009 menjadi 13 persen. "Sepanjang 2009 berada di angka 11 persen," ujarnya.
Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi S. Lukman, Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar di bidang industri makanan dan minuman mencapai 1,5 miliar orang. "Dari jumlah itu, 200 juta berasal dari dalam negeri, sedangkan sisanya untuk ekspor ke Cina," kata Adhi. Pihaknya mendukung pertumbuhan industri makanan dan minuman hingga 2 digit.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan dalam lima tahun ke depan industri makanan dan minuman diperkirakan tumbuh rata-rata 8,4 persen per tahun. "Angka itu lebih besar daripada pertumbuhan industri nasional yang ditargetkan rata-rata 6,7 persen per tahun," tutur dia.
MAHARDIKA SATRIA HADI