Menurut Kepala Seksi Pemberdayaan Petani Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Suryono Samudera Bintang, total luas lahan tambak yang mangkrak mencapai 660 hektare dari 1.360 hektare areal tambak se-Banyuwangi. "Lahan yang dimanfaatkan baru 700 hektare," katanya di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (21/5).
Suryono mengatakan, lahan tambak yang mangkrak akibat mewabahnya virus white spot, penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit, yang menyerang seluruh tambak udang windu milik petani pada 1993 dan 1997. Banyak petani akhirnya gulung tikar dan hanya separuh yang bisa memulai usahanya.
Petani yang memulai usahanya saat ini banyak yang beralih dari budidaya udang windu ke udang vaname. Sisanya ada yang membudidayakan gurame, lele, nila, dan kerapu. Total panen budi daya ikan air tawar se-Banyuwangi selama 2009 mencapai 4.410 ton per tahun.
Revitalisasi tambak, kata dia, dilakukan dengan memperbaiki pintu air, saluran air, dan pemberiaan modal. "Anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 150 juta per hektare," ujar dia.
IKA NINGTYAS