Arief mengatakan bentuk badan usaha menjadikan Jamsostek berorientasi laba dan bukannya menyejahterakan buruh. Jamsostek juga dinilai sangat dikuasai pemerintah bahkan dananya jadi bajakan para politisi. Sejumlah perhelatan, katanya, kerap didanai dari Jamsostek. Padahal dana tersebut dihimpun dari para buruh. Ditambah lagi sebagai BUMN, Jamsostek harus membagi deviden kepada pemerintah. "Itu kan tidak perlu," ujarnya.
Sebagai wali amanah, Arief mengatakan dana Jamsostek akan lebih banyak tersalurkan untuk buruh. Nantinya lembaga itu diawasi oleh perwakilan buruh dan pengusaha. Arief dan anggota Serikat Pekerja ikut berunjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional di depan Istana Negara hari ini. Sekitar 70 ribu buruh ikut dalam aksi tersebut. Mereka tetap bertahan meskipun diguyur hujan.
"Kami tidak akan bubar," katanya. Selain masalah Jamsostek, ia juga menuntut penghapusan sistem alih daya (outsourcing). Meskipun BUMN tidak mempekerjakan karyawan dengan sistem tersebut. Serikat Pekerja juga meminta pemerintah memperhatikan jaminan sosial bagi para buruh. "Ini tuntutan dari tahun ke tahun dan akan terus kami perjuangkan sampai terealisasi," katanya.
DESY PAKPAHAN