"Minimal 5 tahun ke depan yang akan bertumbuh adalah perdagangan intra-kawasan Asia Timur. Jadi tidak hanya ke pasar besar seperti Eropa dan Amerika Serikat," kata Mari Elka usai pembukaan Musyawarah Nasional XIII Asosiasi Pertekstilan Indonesia di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Kamis (22/4).
Optimisme ini dilandaskan dari peningkatan daya beli masyarakat di kawasan Asia. Hal itu tampak dari pertumbuhan kawasan Asia yang masih positif pada saat terjadinya krisis keuangan global. Juga terlihat dari perubahan porsi pasar untuk produk tekstil Indonesia. "Ekspor dan impor bahan baku dengan Cina dan Korea Selatan terus meningkat. Sedangkan dengan Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang justru menurun," ujar Mari Elka.
Namun, perkembangan pasar Asia sebagai pasar non-tradisional belum akan menggantikan seluruh pasar-pasar tradisional. Tapi pasar-pasar Asia bisa menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru. "Dalam waktu dekat saya tidak melihat bisa berbalik sedrastis itu. Kalau dalam 20 tahun ke depan mungkin bisa," tutur dia.
ARYANI KRISTANTI