Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:PT. Indonesian Satellite Corporation Tbk (Indosat) menyatakan siap mengoperasikan layanan telepon tetap nirkabel (wireless fixed line). Kesiapan menghadapi duopoli dengan Telkom tersebut dibuktikan oleh Indosat pada uji coba penggunaan telepon tetap Indosat di kantor pusat Indosat, Jakarta, Kamis (25/7). Dalam uji coba tersebut, Direktur Utama Indosat, Widya Purnama sempat mendemonstrasikan kemampuan telepon tetap nirkabel Indosat dengan menghubungi beberapa nomor lokal, SLJJ, SLI dan telepon selular. Dan hasilnya setara dengan telepon tetap milik Telkom. “Kami siap bersaing dalam pelayanan dan kualitas,” kata Widya Purnama yang saat itu didampingi oleh Direktur Niaga Hasnul Suhaimi dan Kepala Divisi Regional Jakarta SWS Wimbo Hadjito. Direktur Niaga Hasnul Suhaimi lebih lanjut menjelaskan, ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh telepon tetap Indosat dibanding telepon tetap yang selama ini ada. Contohnya, kata Hasnul, dapat dilihat dari fitur yang ditawarkan Indosat yang setara dengan PABX. “Kemampuan yang ada di sentral kita setara dengan PABX,” kata dia sambil menambahkan sentral telepon yang dimiliki Indosat bisa digabung dengan PABX. Ini akan membuat fungsi-fungsi PABX bisa diperbesar, kata dia lagi. Beberapa fitur yang ada di telepon Indosat ini, papar Hasnul, antara lain call waiting, call forwarding, call completion on busy subscriber (fasilitas redial otomatis bila nomor tujuan sibuk), dan three party. Sedangkan beberapa fitur yang akan selesai dikerjakan pada Desember mendatang adalah hotline services, alarm call, CLIP (calling line identification presentation) atau fasilitas yang menampilkan nomor pemanggil, dan selective call services (fasilitas yang memungkinkan pemakai membatasi nomor yang masuk). Fasilitas terakhir ini meliputi selective forwarding, acceptance dan waiting. Ketika ditanya mengenai tarif pasang dan biaya percakapan, Hasnul hanya mengatakan tidak berbeda dengan tarif dan biaya yang selama ini digunakan oleh Telkom. “Kita tidak bersaing harga, tapi bersaing pelayanan dan kualitas,” imbuhnya menanggapi pertanyaan kemungkinan Indosat akan pasang harga rendah. “Masa telepon dengan fasilitas selengkap ini dijual murah,” ujarnya lagi. Sedangkan nomor yang digunakan, jelasnya, adalah nomor-nomor yang selama ini sudah ada dan belum terpakai oleh Telkom Hasnul menjelaskan, saat ini Indosat telah selesai membuat 20 ribu satuan sambungan telepon (SST) yang akan dipasarkan di empat kota. Masing-masing di Jakarta 8.000 SST, Surabaya 5.000 SST, Medan 4.000 SST dan Batam 3.000 SST. Sedangkan mengenai biaya investasi yang dibutuhkan, Hasnul menyebutkan angka Rp 170 miliar. “Itu biaya investasi awal untuk membangun sentral berkapasitas 100 ribu SST “ ujarnya. Menurut dia memang masih ada sisa kapasitas sebesar 80 ribu yang siap untuk dikembangkan. Tentang target ke depan, Dirut Widya Purnama mengatakan Indosat berencana membangun 750 ribu SST sampai tahun 2010. Angka ini, diakuinya, memang jauh di bawah lisensi yang diberikan pemerintah yang sebesar 1,4 juta SST sampai 2010. “Bolehlah lisensi kita seperti itu, tapi pembangunan kan disesuaikan dengan kondisi pasar,” ujarnya beralasan. Pasar yang sedang dibidik Indosat, kata dia teruatama adalah pasar korporasi. Untuk titik break even point (BEP/titik impas), Wahyu mengakui karena bisnis telekomunikasi ini adalah bisnis infrastruktur, maka memerlukan waktu yang cukup lama untuk balik modal. “Sekitar enam sampai sembilan tahun,”tutur dia. Pada tahap pertama ini (20 ribu SST), Widya mengungkapkan, Indosat menunjuk Siemens untuk pengadaan sentral, dan Marconi untuk jaringan serat optik. Sedangkan untuk tender kedua berikutnya, akan dilakukan terbuka dengan pola bagi hasil mulai awal Agustus 2002. (Ucok Ritonga-Tempo News Room)
Iklan
