"Subsidi untuk petani plasma kalau ada revitalisasi perkebunan," kata Wakil Direktur Utama BRI Sulaiman Arif Arianto di sela seminar nasional Feed The World, di Jakarta, Jumat (29/1). Selain petani fasilitas subsidi juga diberikan kepada pabrik gula.
Fasilitas untuk petani diharapkan bisa dipakai untuk modal kerja dan memastikan seluruh produknya terbeli oleh pabrik. Namun Sulaiman menolak menyebutkan berapa besaran subsidi yang akan disalurkan maupun target penyaluran. Selain petani gulai, petani perkebunan lain seperti karet atau kakao dan perusahaan mitra perkebunan juga bisa mendapatkan fasilitas ini.
"Kalau non kemitraan petani bisa dapat empat hektar per kepala keluarga," ujarnya. Perusahaan mitra perkebunan yang diberi fasilitas subsidi bunga memiliki kewajiban menjamin berapa pun produk yang dihasilkan oleh petani plasma (non-mitra) akan dibeli oleh petani inti.
Sampai September 2009, BRI telah menyalurkan kredit Rp 200,5 triliun untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). 82,5 persen diantaranya adalah kredit dengan nilai di bawah Rp 50 miliar. Dan 26,58 persen atau Rp 63 triliun adalah kredit mikro atau dengan nilai di bawah Rp 100 juta. Penerima kredit mikro, kata Sulaiman, umumnya bergerak di sektor pertanian. "Notabene yang mendapatkan kredit mikro adalah pelaku agribisnis," katanya.
Ia menjelaskan, meski secara umum kredit yang disalurkan oleh perbankan untuk sektor perbankan hanya sembilan persen, namun BRI menyalurkan sekitar 35,01 persen untuk sektor agribisnis. "Sebenarnya banyak skema kredit untuk pertanian, lebih dari 65 tipe," ujarnya.
KARTIKA CANDRA