Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekonom: BI Masih Akan Terus Lakukan Ekspansi Moneter  

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Analis Ekonomi PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengungkapkan Bank Indonesia masih terus memompa likuiditas.

Indikator moneter pada November, dia melanjutkan, menunjukkan adanya ekspansi moneter yang terlihat dari tambahan uang primer sebesar 3,3 persen (month on month). Sejak Januari juga menunjukkan pertambahan sebesar 9,4 persen (year to date).

Kebijakan moneter ekspansi ini disebabkan oleh beberapa faktor: Pertama, meningkatnya ekspansi fiskal. “Ini terlihat dari tagihan bersih kepada pemerintah yang menunjukkan kenaikan sebesar 0,28 persen,” kata Lana dalam analisis mingguan periode 7-11 Desember 2009 Samuel Sekuritas di Jakarta hari ini.

Walaupun kenaikannya tipis, dia menambahkan, tapi sesuai dengan pola fiskal menjelang akhir tahun cenderung meningkat terkait pencairan anggaran yang lebih intensif.

Secara tahunan, tagihan ini masih lebih rendah 15,5 persen (year to date) dibandingkan dengan awal tahun. “Dampak ekspansi fiskal ini akan semakin terasa dalam mempengaruhi ekspansi moneter untuk 2-3 bulan mendatang, seiring dengan meningkatnya likuiditas dari kegiatan proyek-proyek pemerintah,” ujar Lana, yang juga menjadi staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kedua, meningkatkan jumlah cadangan devisa sebesar 2 persen (month on month) atau 28 persen (year to date). “Naiknya cadangan devisa ini, membuat BI menyiapkan rupiah ketika dilakukan konversi,” katanya.

Selain itu, minat beli asing terhadap beberapa aset dalam rupiah ikut mendorong ekspansi moneter ini.

Menurut Lana, keuntungan investasi dalam rupiah masih sangat menarik. Bahkan untuk investasi dalam saham mencapai keuntungan hingga 121 persen year to data (currency adjusted), dengan jumlah neto positif mencapai US$ 1,1 miliar (per 4 Desember).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga, berkurangnya posisi operasi pasar terbuka yang sebagian besar dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia. Lana menjelaskan, terjadi penurunan outstanding operasi pasar terbuka BI sebesar 3,1 persen (month on month), walaupun sejak awal tahun masih naik 3,9 persen (year to date). “Posisi operasi pasar terbuka ini sebagian besar merupakan SBI,” katanya.

Dengan penurunan jumlah operasi pasar terbuka ini, maka implisit ada penurunan SBI. Artinya, BI mengurangi serapan likuiditasnya. Dalam lelang SBI selama November penawaran yang masuk mencapai Rp186 triliun, tapi yang diserap hanya Rp157 triliun atau sekitar 85 persen saja yang diserap BI. Sisanya, sebesar 15 persen menjadi likuiditas yang kembali ke sistem keuangan dan menyebabkan tambahan uang primer.

Lana memperkirakan, BI masih akan melakukan kebijakan moneter ekspansi tapi tidak membuat bahaya inflasi karena komponen inflasi yang bersumber dari harga-harga yang diatur pemerintah dan harga yang bergejolak relatif rendah. Kecuali untuk kemungkinan kenaikan biaya tarif dasar listrik yang diperkirakan mulai diberlakukan per 1 Januari 2010.

GRACE S GANDHI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) memberikan keterangan pers terkait hasil rapat berkala KSSK tahun 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2022. Namun KSSK juga mewaspadai sejumlah risiko dari perekonomian global yang dapat berdampak pada sistem keuangan dan ekonomi di dalam negeri. Tempo/Tony Hartawan'
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.


Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.


Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.


Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.


Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.


BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).


BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.