“Sedikit lebih rendah dari inflasi pada Ramadan tahun lalu (September 2008) yang mencapai 0,97 persen,” kata Tony kepada Tempo di Jakarta hari ini.
Penyebabnya, menurut dia, konsumen tidak seagresif tahun lalu dalam berbelanja, sebagai respon terhadap krisis ekonomi global. Hal ini juga sejalan dengan data Bank Indonesia yang menunjukkan penarikan dana tunai (uang kartal) dari brankas bank sentral tahun ini menurun dibandingkan lebaran tahun lalu.
Faktor lain yang membantu penurunan inflasi adalah stabilitas dan penguatan rupiah akhir-akhir ini, yang disebabkan meningkatnya kepercayaan sehingga terjadi capital inflow. “Rupiah kuat dan stabil sehingga menyebabkan imported inflation tidak bekerja,” ujar Tony.
Berdasarkan catatan Tempo, mata uang rupiah pernah mencapai level 9.650 per dolar AS pada 24 September lalu. Level itu merupakan penguatan tertinggi tahun ini.
Sedangkan untuk inflasi year on year September 2009 (September tahun ini dibandingkan September tahun lalu), Tony memprediksi, sekitar 3,27 persen.
Tony juga memperkirakan, inflasi hingga akhir tahun ini hanya sekitar 3,5 persen hingga 4 persen saja. “Peluang terjadinya inflasi tinggi hanya pada Desember, karena faktor Natal dan libur tahun baru. Tapi itupun saya duga di bawah 1 persen atau lebih rendah dari lebaran,” katanya.
GRACE S GANDHI