Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Deflasi Beruntun Terkait dengan Penurunan Daya Beli Kelas Menengah? Berikut Penjelasan Ekonom

image-gnews
Warga tengah membeli bahan pangan saat diadakannya Pasar Murah di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta, Kamis, 12 September 2024. Pasar murah tersebut diadakan guna menekan laju inflasi daerah serta sekaligus membantu masyarakat DKI Jakarta dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. TEMPO/Tony Hartawan
Warga tengah membeli bahan pangan saat diadakannya Pasar Murah di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta, Kamis, 12 September 2024. Pasar murah tersebut diadakan guna menekan laju inflasi daerah serta sekaligus membantu masyarakat DKI Jakarta dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua isu perekonomian di Tanah Air berupa penurunan daya beli kelas menengah dan deflasi lima bulan berturut-turut ramai diperbincangkan belakangan ini. Bahkan, tak sedikit yang menyebutkan dua masalah itu berkaitan.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 tercatat sebesar minus 0,12 persen (MtM). Angka tersebut menunjukkan tren deflasi beruntun selama lima bulan terakhir sejak Mei 2024. Rinciannya adalah deflasi 0,03 persen pada Mei, 0,08 persen pada Juni, 0,18 persen pada Juli, dan 0,03 persen pada Agustus.

Dalam statistik terpisah, BPS juga mengungkap jumlah masyarakat dengan ekonomi kelas menengah menurun sejak pandemi Covid-19. Jumlah itu berubah dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Penurunan tersebut setara dengan 9,48 juta orang yang turun kasta dari kelas menengah.

Lalu apa sebenarnya yang dimaksud kedua isu itu dan apakah keduanya saling berkaitan?

Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) Chaikal Nuryakin menilai kedua hal tersebut tidak berkaitan. Menurut dia, penurunan daya beli masyarakat seharusnya terlihat pada inflasi inti, bukan inflasi barang bergejolak. Sedangkan, yang mengalami penurunan saat ini adalah volatile food atau komoditi pangan yang bergejolak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip penelitian LPEM, proporsi dari konsumsi makanan kelas menengah yang menurun justru kini meningkat. Memang seharusnya, menurut Chaikal, bahwa penurunan daya beli kelas menengah tidak serta-merta menurunkan konsumsi makanan mereka. Sebab, makanan yang tergolong dalam kebutuhan dasar bagaimanapun tetap dibutuhkan oleh orang-orang.

“Daya beli kelas menengah itu tidak tercermin dari menurunnya konsumsi food. Jadi, konsumsi food tetap dikonsumsi oleh kelas menengah,” kata Chaikal dalam video “Apa Penyebab Deflasi Beruntun? Apakah Data Kita Masih Relevan?” yang tayang di kanal YouTube LPEM FE UI, seperti dikutip pada Kamis, 10 Oktober 2024.

Oleh karena itu, daya beli kelas menengah yang menurun memang seharusnya terlihat dari inflasi inti, alih-alih dari deflasi volatile food. Jika ditarik kesimpulan, maka volatile food yang sedang mengalami penurunan saat ini tidak berkaitan dengan penurunan daya beli masyarakat kelas menengah.

Pilihan Editor: Jumlah Penduduk Kelas Menengah Turun, Muhadjir: Kita Pantau Jangan Merosot ke Paling Bawah, Miskin Ekstrem

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indef: Pemerintahan Prabowo-Gibran akan Dibayangi Tekanan Ekonomi dan Pelemahan Daya Beli

3 jam lalu

Terlalu Banyak Istilah untuk Kemiskinan Agar Enak Didengar, Prabowo Subianto: Miskin Ya Miskin
Indef: Pemerintahan Prabowo-Gibran akan Dibayangi Tekanan Ekonomi dan Pelemahan Daya Beli

Ekonom Indef mengatakan masa pemerintahan Prabowo-Gibran akan dibayangi tekanan ekonomi dan pelemahan daya beli. Apa alasannya?


Bea Cukai Bekasi Klaim Barang Ilegal Bisa Jadi Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

1 hari lalu

Kepala Kantor Bea Cukai Bekasi, Yanti Sarmuhidayanti, ketika ditemui dalam agenda pemusnahan Barang Kena Cukai (BKC) ilegal pada Rabu, 09 Oktober 2024 di Cibitung. TEMPO/Vedro Imanuel.
Bea Cukai Bekasi Klaim Barang Ilegal Bisa Jadi Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

Kepala Kantor Bea Cukai Bekasi, Yanti Sarmuhidayanti, menyebutkan bahwa deflasi lima bulan beruntun salah satunya bisa disebabkan oleh menjamurnya barang illegal yang masuk ke dalam negeri.


Ekonom Prediksi Deflasi Beruntun akan Berlanjut hingga Oktober 2024

1 hari lalu

Warga tengah berbelanja kebutuhan pokok sehari sebelum dimulainya PPKM Darurat di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Jumat, 2 Juli 2021. BPS mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2021 mengalami deflasi sebesar -0,16 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Tempo/Tony Hartawan
Ekonom Prediksi Deflasi Beruntun akan Berlanjut hingga Oktober 2024

Deflasi lima bulan beruntun diprediksi akan berlanjut hingga Oktober 2024. Ekonom menyebut ada indikasi kuat pelemahan daya beli.


Indeks Keyakinan Konsumen Turun, Analis: Menghambat Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen

1 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berpidato dalam acara Rakornas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD) 2024, di Jakarta, Senin 23 September 2024. Kegiatan percepatan digitalisasi daerah ini mengangkat tema Digitalisasi Transaksi Pemda untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah. TEMPO/Tony Hartawan
Indeks Keyakinan Konsumen Turun, Analis: Menghambat Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen

Analis mengatakan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen akan sulit tercapai jika indeks keyakinan konsumen terus menurun.


Tito Karnavian Tegaskan Daya Beli Masyarakat Tidak Turun

2 hari lalu

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, menghadiri Temu Karya Nasional Penganugerahan Desa dan Kelurahan Berprestasi  2024 di Gedung Ksirarnawa Art Center, Denpasar, Bali, Selasa 8 Oktober 2024. Dok. Kemendagri
Tito Karnavian Tegaskan Daya Beli Masyarakat Tidak Turun

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan saat ini ekonomi Indonesia berada dalam kondisi yang sangat baik dan daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan. Menurutnya, hal ini bisa dilihat dari inflasi yang terjaga per September sebesar 1,84 persen year on year (yoy).


Jumlah Penduduk Kelas Menengah Turun, Muhadjir: Kita Pantau Jangan Merosot ke Paling Bawah, Miskin Ekstrem

2 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, saat ditemui di Kompleks Parlemen Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu, 11 September 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah
Jumlah Penduduk Kelas Menengah Turun, Muhadjir: Kita Pantau Jangan Merosot ke Paling Bawah, Miskin Ekstrem

Menteri Muhadjir Effendy menyatakan pemerintah akan terus memantau agar kelas menengah tidak merosot menjadi miskin hingga miskin ekstrem.


Menko PMK: Pembukaan Lapangan Kerja Jadi Solusi Penurunan Jumlah Kelas Menengah

2 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy usai pelantikan pejabat di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 11 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Menko PMK: Pembukaan Lapangan Kerja Jadi Solusi Penurunan Jumlah Kelas Menengah

Pembukaan lapangan kerja dianggap menjadi solusi strategis mengatasi penurunan jumlah kelas menengah.


Jokowi Minta Penyebab Deflasi Beruntun Dicek Betul, Ini Penjelasan Ekonom

2 hari lalu

Transaksi jual beli cabai rawit merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa 30 Juli 2024. Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) kementerian perdagangan, harga cabai rawit merah dalam 4 hari melambung hampir 21%, menjadi Rp 75 ribu per kilogram. Sedangkan secara nasional, harga cabai jenis yang sama naik hampir 2%. TEMPO/Tony Hartawan
Jokowi Minta Penyebab Deflasi Beruntun Dicek Betul, Ini Penjelasan Ekonom

Presiden Jokowi mempertanyakan musabab deflasi lima bulan beruntun. Para ekonom menilai penurunan daya beli masyarakat yang menjadi penyebabnya.


Daya Beli Masyarakat Melemah Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

2 hari lalu

BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun sejak Mei-September 2024. Pertanda baik atau buruk?
Daya Beli Masyarakat Melemah Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun sejak Mei hingga September 2024. Akibat daya beli masyarakat menurun.


Deflasi Lima Bulan Beruntun, Kilas Balik Peristiwa Deflasi Terparah yang Pernah Terjadi di Indonesia

2 hari lalu

Warga mengantri saat belanja di pasar sembako murah di kantor kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu, 6 Februari 2024. PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi menjelaskan bahwa menjelang Bulan Suci Ramadhan pihaknya akan terus membagikan sembako murah dan kebutuhan lainya. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Deflasi Lima Bulan Beruntun, Kilas Balik Peristiwa Deflasi Terparah yang Pernah Terjadi di Indonesia

Deflasi lima bulan beruntun terjadi di Mei-September 2024, Situasi ini mengingatkan deflasi parah yang pernah mengguncang beberapa negara di era lalu.