Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelas Menengah Terancam Miskin, Apa yang Dilakukan Pemerintah?

image-gnews
Ekonom Minta Pemerintahan Prabowo Tunda Kebijakan yang Bebani Kelas Menengah
Ekonom Minta Pemerintahan Prabowo Tunda Kebijakan yang Bebani Kelas Menengah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia semakin menurun. Dari sebelumnya di angka 21,45 persen atau 57,33 juta pada 2019, menjadi 17,44 persen atau sekitar 47,85 juta jiwa pada 2024. 

Masyarakat kelas menengah turun level ke kelompok calon kelas menengah atau dikenal dengan istilah aspiring middle class. Kelompok tersebut berada di antara kelas menengah dan kelas rentan miskin. 

Pada 2019, jumlah masyarakat dalam kelompok calon kelas menengah sebanyak 128,85 juta, lalu naik menjadi 137,5 juta orang pada 2024. Di saat yang bersamaan, kelompok rentan miskin juga ikut bertambah, dari sebelumnya sebanyak 54,97 juta jiwa pada 2019 menjadi 67,69 juta orang. Lalu, apa yang akan dilakukan pemerintah? 

Bansos untuk Kelas Menengah

Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan pemerintah membuka peluang pemberian bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat kelas menengah. Menurut dia, rencana perluasan kelompok penerima bansos tersebut sedang dibahas. 

“Kami lagi mendalami (rencana pemberian bansos untuk kelas menengah), meskipun APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) (2025) sudah diketok,” kata Gus Ipul di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 30 September 2024. 

Peluang perluasan sasaran itu, lanjut dia, termasuk bagi pekerja/buruh terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, dia menyebut akan lebih dahulu memastikan ketepatan sasaran penerima bansos, mengingat data di lapangan yang bersifat dinamis. 

Insentif PPN DTP 100 Persen

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan sebagai bentuk dukungan bagi kelas menengah. Salah satu kebijakan yang diputuskan adalah pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah atau PPN DTP untuk pembelian rumah tapak dan rumah susun sebesar 100 persen. 

“Pemerintah memutuskan memberikan kembali insentif PPN DTP sebesar 100 persen pada September hingga Desember 2024. Insentif tetap diberikan paling banyak atas bagian DPP (dasar pengenaan pajak) sampai dengan Rp 2 miliar dari harga jual rumah paling tinggi Rp 5 miliar,” ucap Airlangga dalam acara Dialog Peran dan Potensi Kelas Menengah Menuju Indonesia Emas 2045 di Gedung AA Maramis, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024. 

Penambahan Kuota KPR FLPP

Tak hanya itu, Airlangga menyebut pemerintah juga memberikan dukungan pada sektor perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dukungan yang dimaksud adalah penambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam program Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 

“Selain itu, dukungan pemerintah pada sektor perumahan juga tetap diberikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui penambahan kuota FLPP tahun 2024, dari 166 ribu unit menjadi 200 ribu unit,” ujar Airlangga. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kartu Prakerja

Kemudian, Airlangga juga mengklaim bahwa pemerintah telah menyelenggarakan berbagai jenis program perlindungan sosial (perlinsos), berupa Kartu Prakerja, Jaminan Kehilangan Kerja (JKK), Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta subsidi dan kompensasi energi. Hal itu dilakukan untuk mencegah penurunan kelas menengah, menjaga daya beli kelas menengah, serta memastikan pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Adapun Kartu Prakerja merupakan program bantuan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kerja dan kewirausahaan. Program yang diluncurkan pada 2020 tersebut tidak hanya ditujukan untuk pencari kerja, tetapi pekerja/buruh yang ingin menambah kompetensi, pekerja terkena PHK, serta pelaku usaha mikro dan kecil. 

JKP

Sementara itu, JKP adalah jaminan yang diberikan kepada pekerja/buruh terdampak PHK dalam bentuk uang tunai, akses informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja. Program JKP diatur dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja yang merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan. 

KUR

Selanjutnya, KUR merupakan program pembiayaan bersubsidi dari pemerintah yang diklaim memiliki bunga rendah serta 100 persen dananya berasal dari bank atau lembaga keuangan bukan bank (LKBB) penyalur. Dana KUR disalurkan dalam bentuk bantuan kredit untuk keperluan modal kerja dan investasi. 

Manfaat KUR diberikan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), individu, badan usaha, atau kelompok usaha yang mempunyai usaha produktif dan layak, tetapi belum memiliki agunan tambahan dan belum bisa mengajukan pinjaman di bank. Subsidi yang diberikan berupa subsidi bunga dan pola penjaminan, sehingga agunan pokok berupa usaha atau objek yang dibiayai. 

Subsidi dan Kompensasi Energi

Untuk sektor energi, pemerintah mengklaim telah memberikan subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM), LPG 3 kilogram, dan listrik sebagai salah bentuk dukungan bagi masyarakat kelas menengah. Sementara kompensasi energi dibayarkan pemerintah kepada PT Pertamina (Persero) dan Perusahaan Listrik Negara atau PT PLN (Persero). 

Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Pilihan Editor: Perusahaan Adik Prabowo Subianto Ikut Daftar Calon Penambang Pasir Laut

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


9,48 Juta Kelas Menengah Terancam Miskin, Ekonom Bright Institute Ungkap Penyebabnya

1 menit lalu

Warga berbelanja di sebuah mall di Jakarta, Senin, 2 September 2024. Pandemi Covid-19 disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama penyebab penurunan kelas menengah di Indonesia. TEMPO/Subekti
9,48 Juta Kelas Menengah Terancam Miskin, Ekonom Bright Institute Ungkap Penyebabnya

Ekonom Bright Institute, Muhammad Andri Perdana, mengungkap penyebab jutaan orang kelas menengah terancam miskin.


Ekonom Menilai Wacana Perluasan Bansos untuk Kelas Menengah Bukan Solusi, Ini Alasannya

4 jam lalu

Menteri Sosial Syaifullah Yusuf. TEMPO/Fully Syafi
Ekonom Menilai Wacana Perluasan Bansos untuk Kelas Menengah Bukan Solusi, Ini Alasannya

Ekonom Yusuf Wibisono mengatakan perluasan program Bansos untuk kelas menengah bukan solusi menyelamatkan kelas ini dari kemiskinan. Ini alasannya.


Fenomena 'Makan Tabungan' di Masyarakat, Boss LPS: Mungkin Juga Gak Punya Duit dari Pertama

5 jam lalu

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui usai acara Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia pada Jumat, 15 Desember 2023 di Senayan, Jakarta Pusat. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Fenomena 'Makan Tabungan' di Masyarakat, Boss LPS: Mungkin Juga Gak Punya Duit dari Pertama

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan fenomena makan tabungan bisa saja karena sedari awal tidak memiliki tabungan ataupun saldo tabungan.


BBN Airlines Indonesia Mengudara, Kemenparekraf Berharap Beri Dampak Turunkan Harga Tiket Pesawat

6 jam lalu

Maskapai BBN Airlines Indonesia. Instagram
BBN Airlines Indonesia Mengudara, Kemenparekraf Berharap Beri Dampak Turunkan Harga Tiket Pesawat

BBN Airlines Indonesia luncurkan penerbangan perdana, Kemenparekraf berharap punya dampak penurunan harga tiket pesawat.


Gus Ipul Akan Optimalkan Penyaluran Bansos di 2025, Kelas Menengah Bakal Kebagian?

13 jam lalu

Serah terima jabatan Mensos kepada Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Kantor Kemensos RI, Salemba Raya, Jakarta Pusat pada Rabu, 11 September 2024. Tempo/Annisa Febiola
Gus Ipul Akan Optimalkan Penyaluran Bansos di 2025, Kelas Menengah Bakal Kebagian?

Anggaran Kemensos untuk 2025 disepakati senilai Rp 79,6 triliun. Mensos Gus Ipul bakal memastikan lagi ketepatan sasaran penerima bansos.


Rencana Bansos untuk Kelas Menengah Disebut-sebut sebagai Pengganti Pembatasan BBM Bersubsidi

14 jam lalu

Warga berbelanja di sebuah mall di Jakarta, Senin, 2 September 2024. Pandemi Covid-19 disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama penyebab penurunan kelas menengah di Indonesia. TEMPO/Subekti
Rencana Bansos untuk Kelas Menengah Disebut-sebut sebagai Pengganti Pembatasan BBM Bersubsidi

Ekonom menduga rencana pemerintah memberikan bansos untuk kelas menengah sebagai kompensasi pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.


Terpopuler: Perusahaan Yusril Ihza Disebut Masuk Daftar Calon Penambang Pasir Laut, Gaji hingga Berbagai Tunjangan Anggota DPR

15 jam lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Shutterstock
Terpopuler: Perusahaan Yusril Ihza Disebut Masuk Daftar Calon Penambang Pasir Laut, Gaji hingga Berbagai Tunjangan Anggota DPR

Presiden Jokowi telah mengizinkan pelaksanaan ekspor pasir laut melalui PP Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut.


Pinjaman Pegadaian Meningkat Jadi Rp 84,18 Triliun, OJK: Digunakan untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

23 jam lalu

Suasana pelayanan nasabah Pegadaian Salemba, Jakarta, Selasa 20 Februari 2024. PT Pegadaian mencatatkan kinerja positif pada tahun 2023 dengan mencetak laba bersih sebesar Rp 4,38 Triliun. Pencapaian ini tumbuh 32,7% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 3,30 Triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Pinjaman Pegadaian Meningkat Jadi Rp 84,18 Triliun, OJK: Digunakan untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman, mengungkapkan tingkat penyaluran pinjaman industri pegadaian mengalami kenaikan 25,83 persen secara year on year (yoy).


RI Alami Deflasi Lima Bulan Beruntun, Ekonom Indef: Jadi Tantangan Awal Perekonomian Era Prabowo

1 hari lalu

Didik Rachbini Sarankan Kaji 3 Kelompok Perundang-undangan
RI Alami Deflasi Lima Bulan Beruntun, Ekonom Indef: Jadi Tantangan Awal Perekonomian Era Prabowo

Ekonom senior Indef mengatakan Ekonomi RI yang mengalami deflasi beruntun secara bulanan menjadi tantangan perekonomian yang berat bagi pemerintahan baru


Indonesia Alami Deflasi 5 Bulan Berturut-turut, BPS Bandingkan dengan Fase Serupa Usai Krisis 1999

1 hari lalu

Suasana pusat perbelanjaan di Jakarta, 3 September 2024. Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat secara bulanan Indonesia mengalami deflasi 0,03 persen pada Agustus 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Indonesia Alami Deflasi 5 Bulan Berturut-turut, BPS Bandingkan dengan Fase Serupa Usai Krisis 1999

BPS mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 sebesar minus 0,12 persen (MtM) atau deflasi berlanjut selama lima bulan terakhir.