Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fenomena 'Makan Tabungan' di Masyarakat, Boss LPS: Mungkin Juga Gak Punya Duit dari Pertama

image-gnews
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui usai acara Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia pada Jumat, 15 Desember 2023 di Senayan, Jakarta Pusat. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui usai acara Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia pada Jumat, 15 Desember 2023 di Senayan, Jakarta Pusat. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan fenomena makan tabungan di sebagian kalangan masyarakat yang sering disinggung belakangan ini mungkin saja terjadi. Namun begitu, ia menilai bisa saja sedari awal sebagian masyarakat memang tidak memiliki tabungan ataupun saldo tabungan. 

"(Mungkin) makan tabungan, tapi mungkin juga memang gak punya duit dari pertama," kata Purbaya pada Senin, 30 September 2024 lalu.

Purbaya menuturkan, ada temuan data berbeda yang dimiliki oleh LPS terkait fenomena ini. Menurut Purbaya, total simpanan dengan nominal Rp 1 juta sampai Rp 100 juta justru mengalami pertumbuhan

"Ada perbaikan sedikit-sedikit. Artinya kita ga usah terlalu panik bahwa ekonomi atau masyarakat betul-betul susah,” ucap Purbaya.

Hanya, Purbaya mengakui, untuk tabungan dengan saldo di bawah Rp 1 juta pertumbuhannya hanya di bawah satu persen. LPS mencatat, nilai simpanan dengan nominal tabungan di bawah Rp 1 juta hanya tumbuh 0,72 persen pada bulan Agustus, terendah selama 2024.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"(Bulan) Agustus (tabungan di bawah Rp 1 juta) hanya tumbuh 0,72 persen. Jadi mungkin terendah dalam tahun 2029 ini," ujarnya. 

Purbaya kemudian memaparkan data lengkap pertumbuhan tabungan per kategori. Untuk kategori tabungan di bawah Rp 1 juta tumbuhnya 0,72 persen. Kemudian tabungan Rp 1 juta sampai 5 juta itu tumbuhnya 5,92 persen. 

Selanjutnya tabungan bernilai Rp 5 juta sampai 10 juta mencapai 6,16 persen pertumbuhannya. Tabungan Rp 10 juta ke Rp 25 juta tumbuh 5,28 persen. Untuk kategori tahun Rp 25 Juta sampai Rp 50 Juta bertumbuh 5,73 persen. Sedangkan tabungan bernilai Rp 50 juta sampai Rp 100 juta tumbuh sebesar 5,19 persen.

Pilihan Editor: Rencana Bansos untuk Kelas Menengah Disebut-sebut sebagai Pengganti Pembatasan BBM Bersubsidi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekonom Menilai Wacana Perluasan Bansos untuk Kelas Menengah Bukan Solusi, Ini Alasannya

29 menit lalu

Menteri Sosial Syaifullah Yusuf. TEMPO/Fully Syafi
Ekonom Menilai Wacana Perluasan Bansos untuk Kelas Menengah Bukan Solusi, Ini Alasannya

Ekonom Yusuf Wibisono mengatakan perluasan program Bansos untuk kelas menengah bukan solusi menyelamatkan kelas ini dari kemiskinan. Ini alasannya.


Gus Ipul Akan Optimalkan Penyaluran Bansos di 2025, Kelas Menengah Bakal Kebagian?

9 jam lalu

Serah terima jabatan Mensos kepada Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Kantor Kemensos RI, Salemba Raya, Jakarta Pusat pada Rabu, 11 September 2024. Tempo/Annisa Febiola
Gus Ipul Akan Optimalkan Penyaluran Bansos di 2025, Kelas Menengah Bakal Kebagian?

Anggaran Kemensos untuk 2025 disepakati senilai Rp 79,6 triliun. Mensos Gus Ipul bakal memastikan lagi ketepatan sasaran penerima bansos.


Rencana Bansos untuk Kelas Menengah Disebut-sebut sebagai Pengganti Pembatasan BBM Bersubsidi

10 jam lalu

Warga berbelanja di sebuah mall di Jakarta, Senin, 2 September 2024. Pandemi Covid-19 disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama penyebab penurunan kelas menengah di Indonesia. TEMPO/Subekti
Rencana Bansos untuk Kelas Menengah Disebut-sebut sebagai Pengganti Pembatasan BBM Bersubsidi

Ekonom menduga rencana pemerintah memberikan bansos untuk kelas menengah sebagai kompensasi pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.


Terpopuler: Perusahaan Yusril Ihza Disebut Masuk Daftar Calon Penambang Pasir Laut, Gaji hingga Berbagai Tunjangan Anggota DPR

11 jam lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Shutterstock
Terpopuler: Perusahaan Yusril Ihza Disebut Masuk Daftar Calon Penambang Pasir Laut, Gaji hingga Berbagai Tunjangan Anggota DPR

Presiden Jokowi telah mengizinkan pelaksanaan ekspor pasir laut melalui PP Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut.


Pinjaman Pegadaian Meningkat Jadi Rp 84,18 Triliun, OJK: Digunakan untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

19 jam lalu

Suasana pelayanan nasabah Pegadaian Salemba, Jakarta, Selasa 20 Februari 2024. PT Pegadaian mencatatkan kinerja positif pada tahun 2023 dengan mencetak laba bersih sebesar Rp 4,38 Triliun. Pencapaian ini tumbuh 32,7% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 3,30 Triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Pinjaman Pegadaian Meningkat Jadi Rp 84,18 Triliun, OJK: Digunakan untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman, mengungkapkan tingkat penyaluran pinjaman industri pegadaian mengalami kenaikan 25,83 persen secara year on year (yoy).


Rencana Bansos untuk Kelas Menengah, Ekonom: Harus Tepat Sasaran dan Pengawasan Ketat

1 hari lalu

Warga berbelanja di sebuah mall di Jakarta, Senin, 2 September 2024. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia pada 2024 sebanyak 47,85 juta jiwa atau turun dari tahun 2023 yakni sebanyak 48,27 juta jiwa yang setara 17,13 persen dari total penduduk Indonesia. TEMPO/Subekti
Rencana Bansos untuk Kelas Menengah, Ekonom: Harus Tepat Sasaran dan Pengawasan Ketat

Direktur Celios Bhima Yudhistira setuju dengan rencana pemerintah memperluas bansos untuk kelas menengah. Menurutnya, perlindungan sosial ini akan lebih bermanfaat.


Asia Tenggara Jadi Hub LNG Dunia, PIS Ambil Peluang Pertumbuhan

1 hari lalu

Direktur Tanker Minyak Mentah dan Minyak Bumi PIS Brilian Perdana (tengah) di forum Gastech 2024, Amerika Serikat, menyampaikan, bahwa kebutuhan LNG dunia akan terus meningkat sekitar 5% per tahun dan akan mencapai 666 mtpa (million tonnes per annum) pada 2033. Dok. PIS
Asia Tenggara Jadi Hub LNG Dunia, PIS Ambil Peluang Pertumbuhan

Asia Tenggara kini menjadi salah satu hub utama perdagangan LNG dunia. Momentum ini siap di manfaatkan PT Pertamina International Shipping (PIS) untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor.


LPS Sebut Ekonomi Indonesia Tidak Terlalu Buruk, Jadi Tak Perlu Panik

1 hari lalu

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui usai acara Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia pada Jumat, 15 Desember 2023 di Senayan, Jakarta Pusat. TEMPO/Amelia Rahima Sari
LPS Sebut Ekonomi Indonesia Tidak Terlalu Buruk, Jadi Tak Perlu Panik

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengklaim perekonomian bangsa sejauh ini masih berada dalam jalur yang benar.


LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan 4,25 Persen: Belum Ada Alasan Penurunan

1 hari lalu

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan pers terkait hasil rapat berkala KSSK tahun 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2022. Namun KSSK juga mewaspadai sejumlah risiko dari perekonomian global yang dapat berdampak pada sistem keuangan dan ekonomi di dalam negeri. Tempo/Tony Hartawan
LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan 4,25 Persen: Belum Ada Alasan Penurunan

LPS memutuskan untuk kembali mempertahankan Tingkat Bunga Penjaminan di angka 4,25 persen untuk periode 1 Oktober 2024 hingga 31 Januari 2025.


Gus Ipul soal Bansos untuk Kelas Menengah: Kami Lagi Mendalami Meski APBN Sudah Diketok

2 hari lalu

Warga berbelanja di sebuah mall di Jakarta, Senin, 2 September 2024. Pandemi Covid-19 disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama penyebab penurunan kelas menengah di Indonesia. TEMPO/Subekti
Gus Ipul soal Bansos untuk Kelas Menengah: Kami Lagi Mendalami Meski APBN Sudah Diketok

Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul membuka peluang pemberian bantuan sosial atau bansos untuk kelas menengah.