Risal mengatakan, Presiden Jokowi mengatakan kereta otonom ini bisa digunakan di daerah lain. Alasannya operasional ART itu lebih murah dan irit. Berbeda dengan kereta lainnya yang membutuhkan rel hingga perawatan lintasan. Sementara ART cukup menyediakan jalan dan marka. Kereta tanpa rel ini menggunakan daya baterai.
"Untuk kepala daerah yang ingin tahu ART ini, bisa uji coba dulu di IKN kalau mau dipasang di daerahnya," ujar Risal. Menurut dia, ada kepala daerah yang menyaksikan kereta otonom itu dan langsung tertarik. Dia menyebutkan salah satu kepala daerah sudah menyatakan tertarik terhadap kereta berkapasitas angkut 280 orang itu.
Menurut Risal, satu buah kereta otonom ini seharga Rp 74-76 miliar. Namun biaya itu sudah ditambahkan dengan perangkat lain penunjang operasional ART, seperti alat cas. Sebuah ART yang kini berlenggang di IKN itu didatangkan dari Cina. Kendaraan ini dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan Cina CRRC Zhuzhou Institute dan diluncurkan perdana pada 2 Juni 2017.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, trem otonom merupakan lompatan penggunaan teknologi baru dalam dunia transportasi di Indonesia, yakni kereta api tanpa rel. ART tersebut dioperasikan menggunakan baterai dengan pengoperasian dipandu melalui pembacaan marka jalan melalui sensor.
Kendaraan ini, kata Budi Karya, ampuh untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi fosil. Budi Karya mengatakan, keandalan trem otonom yang dihadirkan sudah terbukti. Bahkan keandalannya diakui di beberapa negara.
Pilihan Editor: Hadiri Sidang Tahunan MPR, Jokowi Kembali Minta Maaf kepada Rakyat